Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the broken-link-checker domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u5999482/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Remot Belnya Dikembalikan - Catcilku

Remot Belnya Dikembalikan

Remot belnya dikembalikan

Daftar Isi

Ini adalah tulisan pamungkas dari 2 seri tulisan sebelumnya. Anda bisa membacanya di judul remot belnya hilang dan hentikan keisengan. Selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari semua peristiwa yang telah terjadi. Baik peristiwa kebaikan maupun peristiwa keburukan. Pelajarannya tentu saja diambil yang baiknya, agar di lain kesempatan bisa mengikuti jejak kebaikannya. dan menghindari jejak keburukannya.

Sehari setelah saya datang ke SMPN yang berada di RW tetangga. Pada hari Rabu  tanggal 31 Mei 2023 sekitar jam 9 pagi, terdengar bunyi salam berkali-kali. Bukan dari 1 orang, melainkan dari beberapa orang bergantian. Saya yang sedang di depan laptop segera menuju mushola. Kali ini pun masih sama, yaitu untuk mengintip siapa tamu yang mengucapkan salam berkali-kali. Diikuti pula dengan bunyi suara bel. Tidak sabaran, seolah ingin segera bertemu untuk menyelesaikan urusan. Lalu pulang. 

Tidak disangka, ternyata tamu yang datang adalah rombongan anak sekolah. Tanpa sadar saya tersenyum, demi melihat anak-anak itu. Rombongan terdiri dari 5 anak yang masih menggunakan seragam sekolah pramuka. Jadi tahulah kenapa mereka tidak sabaran ingin berjumpa. Saya pun segera menggunakan pakaian lengkap yaitu menggunakan baju muslimah dan jilbab. 

Baru saja pintu dibuka, ucapan salam pun masih terdengar. Dengan tidak sabaran, mereka langsung menyemburkan kalimat permintaan maaf. Sambil menunjukkan sebuah remot, yang sudah saya kenal. Saya pun menghentikan usaha mereka meminta maaf, untuk kemudian mempersilakan masuk ke ruang tamu. Sambil berjabat tangan dan masih juga tidak sabaran mereka mengulangi permintaan maaf. Tidak mempedulikan ajakan saya untuk duduk lebih dulu 😅.

Setelah kelima anak itu duduk, barulah saya mulai bertanya. Dari mana sekolah mana? (walau sebenarnya saya sudah tahu) dan kelas berapa?. kedatangan mereka untuk keperluan apa? Benar-benar tidak sabaran, mereka bicaranya pun sampai berebutan, dan hampir bersamaan. Satu orang bilang minta maaf, ada yang bilang disuruh rekam, dan ada pula yang minta maaf kembali. Kalau tidak ingat, saya sedang ingin memberi pelajaran dan efek jera. Ingin rasanya tertawa terbahak-bahak di depan kelima anak itu. Jadi dengan susah payah ditahan supaya tidak kelepasan tertawa. 

Minta Maaf

Intinya mereka berlima adalah siswa kelas VIII berbeda kelas, dari SMPN yang berada di Rukun Warga tetangga. Diperintah oleh gurunya untuk meminta maaf dan mengembalikan remot belnya. Proses ini disyaratkan untuk direkam, mungkin sebagai bukti. Sampai bisa mereka datang dan mengakui kesalahan. Dikarenakan sesaat sebelum datang ke rumah saya, mereka terkena tindakan sidak dari pihak sekolah. Itu berarti sehari setelah kedatangan saya. Cara sidaknya, yakni ditanya oleh Wali Kelasnya masing-masing. Seharusnya ada 6 anak yang ikut dalam rombongan, tapi 1 anak lagi kebetulan tidak masuk sekolah.

Mereka pun bercerita bagaimana awal mula keisengan itu, menurut versinya sendiri. Dikatakan kalau remot berwarna putih dan biru milik kami ditemukan diluar pagar, makanya dipungut oleh salah satu anak. Untuk iseng dipencet pencet. Ketika ada yang ingin mengembalikan, malah dicegah oleh temannya yang lain (kebetulan anaknya tidak masuk sekolah). Akhirnya dibawalah remot tersebut hingga nyaris 2 pekan lamanya. Supaya bisa melakukan keisengan setiap kali melewati rumah kami. 

Tidak butuh waktu lama proses pengembalian remot bel dan permintaan maafnya. Sampai saya lupa untuk memberikan mereka minum dan kudapan. Sebelum mereka benar-benar kembali ke sekolah untuk belajar. Sambil menunggu mereka berlima menggunakan sepatunya masing-masing. Saya pun menanyakan nama dan tempat tinggal mereka satu persatu. Tidak ketinggalan untuk mengabadikan momen itu dengan berfoto bersama. Sayangnya saya lupa untuk mencatat nama mereka sebagai kenang-kenangan. Nantilah, saat berkunjung lagi ke sekolahannya, akan ditanyakan ke Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolahnya.

Walau sedikit berbeda versi soal di mana posisi remot saat diambilnya. Di mana menurut versi kami, remot tersebut masih berada di coakan tembok (tidak jatuh). Apalagi sampai berada di luar pagar. Tapi ya sudahlah, saya tidak mempermasalahkannya. Yang terpenting mereka sudah berani untuk jujur dan mau mengakui telah mengambil remot, saat disidak oleh Wali Kelasnya. Dan berani–walau mungkin terpaksa–datang mengembalikan remot. Entah kalau dari pihak sekolah, apakah ada/tidak hukuman lebih lanjut yang diberikan? Saya belum sempat berhubungan kembali dengan pihak SMPN yang berada di RW tetangga tersebut. Paling tidak mereka akan masuk ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk dilakukan pembinaan oleh guru BK.

Remot Belnya Kembali

Akhirnya saya pun menerima kembali remot bel milik kami dalam keadaan masih baik dan berfungsi. Jadi, kasus hilangnya remot bel telah terselesaikan dan ditutup. Semoga keenam anak tersebut sudah jera dan dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari kejadian ini, antara lain:

  1. Pilah pilihlah dengan cermat dalam berteman dan bersahabat. Karena kita akan dinilai sebagaimana dengan perilaku teman kita. Seperti kejadian remot bel ini, di mana yang iseng dan mengambil pasti hanya 1-2 anak saja. Pada akhirnya, yang harus bertanggung jawab harus semua (keenamnya)
  2. Jangan pernah melakukan iseng, apapun bentuknya, di manapun, dan kapanpun. Karena keisengan akan berbuah petaka. Anda bisa membacanya di postingan sebelumnya
  3. Bila melihat orang lain melakukan keburukan sekecil apapun, segera dicegah. Jangan didiamkan. Setidaknya beri peringatan kepada orangnya. Bila tidak mempan dari peringatan, cari bantuan. Lakukan pelaporan kepada pihak yang berwenang. Jadi kita sebagai temannya tidak akan terkena imbas hukumannya. Karena telah menyembunyikan keburukan.
  4. Yang paling hebat adalah tindakan jujur. Berani mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Walau apapun resiko yang harus dihadapi karena telah mengaku. Termasuk resikonya adalah dimarahi dan diberi hukuman. Lalu berusaha untuk meminta maaf dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan melakukannya lagi sampai kapanpun..

Apakah anda pernah menjadi korban keisengan? Atau malah menjadi pelaku keisengan? 🤭. Yuk berbagi cerita di kolom komentar ya. 

blog catcilku

Terima kasih sudah membaca postingan di blog catcilku.com. Semoga dapat memberi pencerahan dan bermanfaat buat Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

catcilku.com

Hai selamat datang di blog catcilku. Blog ini adalah catatan kecilku untuk saling berbagi macam-macam cerita dan cita. Semoga bermanfaat

- Titi Bdy -

PROGRAM
Peserta BRT Network Growth Organic Periode April - Agustus 2024
KOMUNITAS

Copyright ©dinti 2024 | All Rights Reserved