Tinggal tiga hari lagi. Seluruh rakyat Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan. Pastinya sudah tidak sabar menunggu aneka lomba agustusan. Sebagai bentuk perayaan. Yup, merayakan Kemerdekaan bagian dari literasi kewargaan.
“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa.” Begitulah bunyi penggalan dari dasar negara Indonesia. Atas dasar tersebut, seharusnya sudah tidak ada lagi tekanan yang dirasakan. Oleh seluruh rakyat Indonesia.
Tapi, konon katanya sampai hari ini, jelang perayaan kemerdekaan. Masih banyak anak bangsa yang merasa tertekan. Bahkan oleh para pengurus negeri ini. Tertekan karena sulit untuk merasakan kesejahteraan negara yang kaya dan indah ini.
Bahkan sampai ada yang merasa menjadi budak di negerinya sendiri. Hingga muncul pertanyaan menggelitik. Sudahkah bangsa ini merasakan kemerdekaan? Jawabannya tentu akan berbeda bagi masing-masing orang.
Tergantung apa yang masing-masing rasakan saat ini. Bila merasa semua serba gampang dalam mendapatkan kesejahteraan. Tentu akan mengatakan dengan lantang “negeri ini telah merdeka.” Sementara bagi yang mengalami kondisi sebaliknya. Akan mengatakan hal sebaliknya pula.
Tinggal dilihat dan hitung secara jernih dan dengan kejujuran. Mana suara terbanyak, yang mengeluh atau tidak mengeluh. Dengan kondisi dan kesejahteraannya. Suara terbanyak itulah yang bisa dijadikan tolak ukur. Mudah dan sederhana.
Baiklah, tulisan kali ini bukan untuk menilai perihal tersebut di atas. Biarkan itu menjadi tugas para pengurus negeri. Untuk memberikan kemerdekaan dan kesejahteraan. Kepada rakyat dan bangsa Indonesia seluruhnya.
Sebagai rakyat dan warga negara Indonesia, tugas kita jelas. Kalau kita akan mengisi kemerdekaan ini dengan karya-karya terbaik. Agar bisa memberi kebermanfaatan kepada banyak orang. Demi bangsa Indonesia.
Merayakan Kemerdekaan Bagian dari Literasi Kewargaan
Kebetulan sekali, kita akan merayakan Hari Kemerdekaan. Walau di tengah berbagai ketidakpastian yang ada. Tetap rakyat Indonesia merasa perlu untuk merayakan. Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79 tahun.
Semangat, selalu ada di dada rakyat Indonesia. Untuk bergembira setahun sekali. Dengan mengisi perayaan dengan aneka kegiatan. Terlebih kita sempat sekitar dua tahun tidak bisa merasakan kegembiraan. Karena terjadi pandemi COVID19.
Kalau ada yang bertanya, apa hubungannya dengan literasi kewargaan? Tentu ada dong. Sebagai warga negara Indonesia tentu berhak merasa bergembira. Karena negara kita masih damai dan merdeka secara kasat mata.
Beda dengan di belahan dunia lain. Yang hingga kini masih ada yang terjajah, seperti Palestina. Sampai-sampai ada yang memprediksi, kalau akan memicu perang dunia ke-3. Karena merembet ke beberapa negara. Namun perang tidak juga berhenti, setelah bertahun-tahun.
Pengertian Literasi Kewargaan
Literasi kewargaan adalah sebuah keterampilan dalam memahami hak serta kewajiban sebagai warga negara yang baik. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka perayaan Hari Kemerdekaan. Bisa dikatakan sebagai perwujudan akan keterampilan literasi kewargaan.
Aneka Tasyakuran
Banyak warga mengadakan tasyakuran. Sebagai bentuk rasa syukur atas kebaikan yang selama ini dirasakan. Utamanya karena negara Indonesia masih dalam keadaan merdeka. Secara kasat mata, karena tidak ada penjajah bersenjata yang menyerang.
Aneka tasyakuran digelar di berbagai sudut negeri. Ada yang menggelar hanya doa bersama. Pun ada yang disambung dengan aneka pagelaran. Panggung gembira. Menampilkan potensi para warga sekitar. Dengan aneka musik dan tampilan.
Aneka Lomba
Agustusan tanpa kemeriahan aneka lomba, maka akan terasa sepi. Sebab itulah ketika dinyatakan telah selesai pandemi. Maka geliat kemeriahan kembali terasa. Semua masyarakat sangat senang, menunggu.
Diadakannya kembali aneka lomba, membuat kegembiraan. Biasanya aneka lomba diinisiasi oleh para pengurus Rukun Warga (RW). Beserta dengan Rukun Tetangga (RT) bersama pengurus Karang Taruna.
Aneka lomba yang bisa digelar oleh warga adalah:
- Nasi tumpeng
- Balap karung
- Makan kerupuk
- Masukan paku ke botol
- Tangkap belut
- Pecah balon
- Tarik tambang
- Pawai, dan lainnya.
Tentu diperlukan partisipasi dari seluruh warga. Agar aneka lomba bisa dilaksanakan. Demi memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia. Mulai dari iuran atau biasa disebut saweran. Hingga partisipasi mengikuti lomba.
Tanpa ada partisipasi warga tentu saja aneka lomba dan kegiatan lainnya. Tidak dapat terlaksana dengan baik. Lomba tidak akan ada pesertanya. Kegiatan lain tentu juga akan terbengkalai. Di sinilah literasi kewargaan penting dimiliki oleh setiap warga.
Tanpa kemampuan untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. Tentu saja tidak akan terjadi partisipsi yang diharapkan. Dalam memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Mulai dari dana hingga keikutsertaan dalam aneka lomba dan kegiatan.
Mejaga Keamanan dan Kenyamanan
Literasi kewargaan juga penting dikuasai. Agar setiap warga dapat menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungannya. Tidak hanya menjelang agustusan, melainkan setiap waktu. Sehingga kehidupan sosial antarwarga dapat selalu harmonis.
Memasang Bendera
Akan menambah kemeriahan bila di setiap rumah dipasang Bendera Merah Putih. Selain itu juga sebagai bentuk partisipasi seluruh warga. Dalam memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Belum lagi di jalan-jalan lingkungan, dihiasi dengan aneka macam. Ada yang menggunakan umbul-umbul. “Bendera-bendera” kecil dari plastik atau dari bekas gelas air mineral. Sesuai kreativitas dan kreasi warga.
Terasa sekali keramaian dan kemeriahannya. Warna merah dan putih serta aneka hiasan lain. Bisa dirasakan oleh seluruh warga. Mulai dari gang-gang sempit dan kecil. Sampai dengan di jalan-jalan protokol yang megah dan besar.
Membayar Iuran
Untuk mewujudkan kemeriahan tersebut di lingkungan. Biasanya seluruh warga masyarakat akan ditagih. Sejumlah uang seikhlasnya atau sudah ditentukan jumlahnya. Partisipasinya sebagai warga di lingkungan tempat tinggalnya.
Uang yang terkumpul akan digunakan untuk membeli perlengkapan. Untuk digunakan dalam segala kegiatan merayakan Hari Kemerdekaan. Mulai dari tasyakuran, hadiah untuk aneka lomba, dan sebagainya.
Hadir Berpartisipasi
Ini yang paling penting, kehadiran. Jangan hanya ikut iuran saja. Namun juga harus mau hadir berpartisipasi. Bekumpul bersama warga lainnya. Hingga terbangun silaturahim dan rasa kekeluargaan antarwarga di lingkungan.
Sehingga kejadian mengerikan yang banyak diberitakan dapat dihindari. Di mana ada satu keluarga di Jakarta, yang meninggal. Tanpa ada tetangga kiri kanannya yang mengetahui. Sampai kemudian keluarga tersebut sudah menjadi mayat.
Jadi jangan menyepelekan soal merayakan Kemerdekaan bagian dari literasi kewargaan. Semua akan terwujud bila setiap warga memiliki literasi kewargaan.
Seperti biasa, yuk berbagi cerita perayaan kemerdekaan di lingkungan Anda. Di kolom komentar ya, supaya bisa dicontoh. Nantikan postingan selanjutnya seri literasi lainnya.
Dengan ini saya penulis Catcilku, ingin mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia ke-79. Berkah umurnya dan bermanfaat. Semoga makin baik negara dan rakyatnya makin sejahtera.
14 Tanggapan
Benar dan setuju dengan merayakan hari kemerdekaan sebagai literasi kewargaan, karena paling tidak kan bisa sebagai wujud rasa syukur kita atas apa yang sudah negara kita ini raih!
Kalau saya kebetulan ikutnya yang jalan sehat nih, kak.. akhir bulan agustus nanti hehehe
tahun ini saya cukup produktif mengawal kegiatan lomba anak-anak di sekolah, bahkan baru kali ini ikutan juga lomba untuk orang tua, senang aja gitu bisa ikut merayakan kemerdekaan Negara ini.
Setujuuuuuuu fixx setuju bangeeet. Gotong royong dan musyawarah yang juga include di dalam perayaan kemerdekaan ini juga termasuk literasi kewargaan juga loohhh 😀
Acaranya macam² ya kalau udah masuk tujuh belasan. Mulai lomba sampai pawai² entah di sekolah atau perumahan. Di lingkunganku juga ruame banget bahkan mulai akhir juli kemarin, puncaknya pas malam tujuh belasnya. Xixixi..
Anyway, untuk penggunaan di tanda baca di tulisannya bisa diedit lagi ya kak. 🙏🏻Kadang aku pas baca agak bingung. 😊
Momen 17 Agustus sudah berakhir seminggu yang lalu. Tapi kenangannya masih terasa sampai sekarang. Semoga bisa dipertemukan kembali saat Dirgahayu Republik Indonesia ke 80
17 Agustus ini kebetulan ga ikut lomba apapun nih, kak, tapi tetap merasakan kemeriahannya melalui postingan orang-orang, hahaha. Baru dengar nih istilah literasi kewargaan, terima kasih yaa kak jadi ngasih pengetahuan baru ke akuu.
Baca ini aku teringat pengalamanku sekitar 2 tahun lalu, saat masih PPKM akibat covid-19.
Aku belanja di sebuah warung kelontong, pas jelang tanhgal 17 Agustus. Kan lomba-lomba Agustusan memang belum marak. Enggak tahu penyebabnya, tiba-tiba si bapak ngomong, sekarang Agustusan di sini sepi, gak kayak dulu. Gara-gara Jokowi tuh.
Aku kaget, dong. Pikirku jail, apa Pak Jokowi melarang adanya lomba Agustusan di kampung so bapak, yg juga tempat domisiku sekarang? Wuiih berarti kamoung kami istimewa ya, urusannya langsung RI 1 hehehe ….
BTW beberapa kampung kami saat iru sudah ada yg ngadain lomba. Mungkin bapak pemilik toko iri dan kesal kok do tempat kami enggak ada lomba, tapi enggak tahu mau kesal pada siapa.😆😆
Perayaan kemerdekaan selalu meriah ya, Kak. Cuma tahun ini kuperhatikan cukup banyak lomba yang mengarah pada kegiatan sek*sual. Mirisnya, itu ditonton pula oleh anak-anak.
Sepakat
Namun ada saja yang tidak menghargai itu
Bahkan contoh kecil acara RT harusnya bersatu eh malah bikin acara sendiri sendiri
Harusnya dirayakan bersama
Anak2ku selalu excited dengan tujuhbelasan,s ementara emaknya lempeng aja wkwk. Yaaa, paling ikut2an aja kalau ada lomba baik itu di perumahan maupun di sekolah.
Btw ngobrolin tasyakuran jd keinget zaman dulu sebelum merit, kalau di rumah ibuku tgl 16 malam tirakatan tu selalu rame dan menyenangkan 😀
Dirgahayu Indonesia! Semoga Indonesia bisa menjadi lebih baik kedepannya. Tau banget, kadang ada aja yang tidak menghargai hal-hal yang seharusnya dilakukan di hari kemerdekaan. Semoga hal kecil kayak gini nggak mudah diremehkan lagi
Sudah 79 tahun Indonesia negeri kita merdeka. kemerdekaan Indonesia adalah kemerdekaan tertua di Asia Tenggara. Artinya kita lebih cepat merdeka dari negara lain di Asia Tenggara, ini membuktikan kalau kita negara yang kuat dan bermartabat.
Di tempat saya kebetulan ngontrak dekat rumahnya vocalis Sheila on 7 jadi pas tirakatan, bintang tamunya dia.
Kalau saya dan istri karena anak baru ngontrak, jadi baru mau ikutan yang jalan sehat nih..
ditempatku juga selalu ada tasyakuran dan perlombaan. dan kalo aku setiap tahun effort banget lomba sepeda hias anak gegara anak heboh minta hiasin sepedenya bentuk ini itu.