Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the broken-link-checker domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u5999482/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Literasi Digital Agar Cakap Menggunakan Internet dan Media Sosial - Catcilku

Literasi Digital Agar Cakap Menggunakan Internet dan Media Sosial

Literasi digital cakap internet dan bermedia

Daftar Isi

Sepertinya sudah banyak anak-anak saat ini mengenal dunia digital. Bila ditanyakan sudah pantas atau belum? Jawaban semua orang tua akan berbeda. Tergantung dari preferensi masing-masing. Mengenal literasi digital agar cakap menggunakan internet dan media sosial.

Dunia anak adalah dunia bermain dan bergembira. Bermain dalam arti sesungguhnya yaitu menghadirkan diri secara fisik. Agar anak dapat bergerak aktif dengan bebas. Dengan begitu diharapkan dapat menimbulkan kegembiraan. 

Kegembiraan berarti juga bahagia. Sebuah kata yang sangat berharga untuk kesehatan mental. Saat ini kata tersebut banyak dicari. Karena, konon katanya sangat sulit didapatkan oleh sebagian orang. 

Padahal, gembira dan bahagia itu sederhana. Bahkan seringnya, tidak membutuhkan biaya apapun. Hanya butuh membuka hati dan hadir secara fisik. Sebab manusia makhluk sosial, yang membutuhkan manusia lain. Untuk menjalin hubungan dalam kehidupannya.

Dengan membuka hati dan hadir secara fisik. Saat berinteraksi dengan manusia lainnya. Tubuh pun akan mengeluarkan hormon bahagia. Yang diproduksi sendiri oleh tubuh. Yakni dopamin, oksitosin, serotonin, dan endorfin.

hormon gembira

Orang tua harus hadir, secara fisik dan hati. Saat memberikan dunia bermain dan bergembira tersebut kepada anak-anaknya. Bukan hanya sekedar memberikan fasilitas lalu lepas tangan. Lalu lupa dengan dunia bermain anaknya.

Bahkan disayangkan, kini orang tua banyak yang abai. Kalau anak perlu bermain secara fisik. Agar fisiknya terlatih. Hatinya pun akan penuh dengan kegembiraan. Anak pun akan terlatih untuk mengelola emosi dan mentalnya. Sehingga kelak tidak mudah hancur. 

Dikatakan abai, karena kini ada perubahan dan pergeseran. Dunia bermain dan bergembira milik anak-anak. Tidak lagi menghadirkan diri secara fisik. Tapi sudah berada di dunia digital (dunia maya). 

Pertanyaan pentingnya adalah, benarkah anak bergembira? Pertanyaan lanjutannya, apakah orang tua merasakan kegembiraan juga? Melihat kondisi anaknya yang bergembira tersebut. Atau ada rasa menyesal.

Apa yang menjadi penyebab perubahan dan pergeseran arti. Dari bermain dan bergembira adalah dengan hadirnya internet. Dengan segala macam gemerlap di dalamnya. Seperti aneka permainan daring, media sosial, aplikasi percakapan, dan sebagainya. 

Semua tersedia dan selalu siap menemani 24 jam setiap harinya. Total seluruh hidup manusia saat ini tidak bisa lepas dari internet. Bahkan dunia digital mudah dimasuki. Semudah orang menghirup udara. Selama memiliki ponsel pintar.

Yup, ponsel pintar dilengkapi dengan internet. Menjadi pasangan serasi. Menjadi sumber perubahan dan pergeseran yang dimaksudkan di atas. Terlebih ketika ponsel pintar tersebut berada di genggaman anak-anak. 

Orang tua yang tanpa literasi digital yang baik. Maka akan mencemari anak-anaknya. Suka tidak suka, kita harus mengakui. Bahwa pada akhirnya anak-anak yang menjadi korban. Karena dibekali ponsel pintar tanpa ada edukasi lebih dulu

Cakap menggunakan internet dan Media Sosial

Literasi digital penting dimiliki oleh setiap orang. Tidak hanya orang dewasa, tapi juga untuk anak-anak. Agar terlindungi dari bahaya tersembunyi. Yang ada di balik ponsel pintar dan dunia digital.

Batasan Waktu

Setiap yang berlebihan tentu tidak akan baik. Ibarat obat, bila berlebihan tentu akan menjadi racun. Daripada menjadi obat penyembuh penyakit. Begitu pula untuk penggunaan ponsel pintar. Harus diberikan batasan waktu.

Jangan karena orang tua tidak ingin mendengar rengekan atau tangisan. Maka bablas memberikan akses ponsel pintar ke anak. Bisa ala biasa begitu orang zaman dulu memberikan nasihat.

Jadi ketika anak sudah diberikan batasan waktu. Tentu mereka akan taat dengan waktu yang diberikan tersebut. Orang tua pun harus tegas dalam hal batasan waktu tersebut. Jangan sampai memberi kelonggaran sedikit. Karena akan melalaikan.

Sesuaikan dengan Umur

Pada dasarnya, ponsel pintar bukan diperuntukan bagi anak-anak. Melainkan sebagai alat bantu bagi manusia. Fungsi utamanya digunakan sebagai alat komunikasi. Bukan sebagai mainan, apalagi sebagai teman bermain anak.

Salah besar bila orang tua memberikan ponsel. Dengan alasan sebagai teman bermain anaknya sehari-hari. Anak seharusnya main dengan teman sebayanya di dunia nyata. Hadir secara fisik untuk melakukan aktivitas.

Sehingga anak tidak bingung tentang dunia nyata dan dunia digital. Sebab manusia harus hidup di dunia nyata. Dunia digital dan dunia maya hanyalah sesaat. Ibaratnya kesenangan sementara. 

Ponsel pintar hanya diberikan kepada anak dengan usia tertentu. Ditambah dengan batasan waktu untuk mengaksesnya. Bahkan sebisa mungkin anak di bawah usia 12 tahun. Tidak diberikan kepemilikan ponsel pribadi.

Akses yang Bisa Dibuka

Tidak semua yang gemerlap itu baik untuk dimasuki. Begitu pula dengan ponsel pintar yang dilengkapi dengan internet. Beri batasan akses yang bisa dibuka kepada anak. Saat mereka sedang menggunakan ponsel pintarnya.

Permainan

Sebisa mungkin, orang tua selektif dalam memilihkan permainan bagi anak-anaknya. Jangan sampai membebaskan anak. Dalam memilih permainan yang ingin dimainkannya. Kalau bisa malah pilihkan permainan yang tidak menggunakan internet.

Media Sosial

Entah karena ketidaktahuannya atau karena abai. Orang tua tidak membatasi anak untuk memiliki akun media sosial. Bahkan orang tuanya sendiri pun bebas mengunggah foto dan video anak-anaknya. Tanpa ada sensor.

Ingatlah, sesungguhnya jejak digital itu meresahkan. Di masa depan, anak akan menghadapi masanya sendiri. Tidak mungkin kita sebagai orang tuanya bisa mengontrol semuanya. Jadi sebaiknya jangan terlalu bebas dan vulgar. Untuk mengunggah tentang anak.

Biarkan anak menjadi rahasia dan perhiasan berharga. Hanya bagi orang tuanya saja. Tidak perlu semua orang di dunia ini tahu. Sesuatu yang berharga pasti akan dijaga dengan sepenuh hati.

Ada batas usia bagi seseorang yang dapat memiliki akun media sosial. Karenanya orang tua harus memperhatikannya. Taat dengan batasan usia yang dipersyaratkan oleh masing-masing aplikasi media sosial. 

blog catcilku

Terima kasih sudah membaca postingan di blog catcilku.com. Semoga dapat memberi pencerahan dan bermanfaat buat Anda.

15 Tanggapan

  1. Setujuuu..literasi digital diperlukan agar cakap menggunakan internet dan media sosial. Saya sebagai orangtua juga berusaha untuk bijaksana demi kebaikan anak-anak saya. Di antaranya taat dengan batasan usia yang dipersyaratkan oleh masing-masing aplikasi media sosial, anak saya baru punya akun medsos sendiri saat SMP, usia 13 tahun.

  2. Iya anak memang harus dikasih tahu dan dibimbing jadi dalam penggunaan internet bisa lebih efisien .
    Tadi siang anak saya ada P5 di sekolah nya anak semua suruh bawa gadget, anak bilang dikasih tahu cara menggunakan fitur aplikasi sekolah oleh gurunya
    Itu bagus, mending begitu daripada anak “nyari” sendiri akhirnya “nyasar” kemana…

  3. Ngga bisa dimungkiri jaman digital gini anak-anak pasti juga akan terpapar internet. Tapi bener lho harus memberi batasan waktu biar ngga jadi racun. Jangan lupa memantau akses dan beri batasan mana yang boleh dibuka dan mana yang tidak. Karena game tertentu juga bisa menjadi racun. Ortu harus tetap bijak mendampingi anak-anak dalam literasi digital.

  4. Setuju banget kak…gadget sebenarnya difungsikan sebagai media komunikasi bukan sebuah media untuk bermain…
    Memang suka miris dengan kondisi sekarang yg mana anak sampe kecanduan dengan gdget gak bisa terpisahkan apalagi bbrp waktu lalu sempet baca berita anak yg depresi karen gadgetnya dimbil duhh sedihnya…
    Penggunaan gadget memang tdk bisa dilepaskan saat ini tapi sebisa mungkin batasi penggunaanya dan tetap arahkan anak untuk melakukan kegiatan fisik merasakan alam lingkungan sekitanya tidak hanya terpusat pada layar hp

  5. anakku juga ngga bisa sih kalo sama sekali dibatasin akses ke gadget, jadinya dijadwal dan dikasih waktu ajaaa aku. Huhu.. gimana lagi yaa, karena dia les online jg butuh ipad

  6. Anak-anak zaman sekarang semua serba ponsel. Bahkan pembelajaran sekolah pun pakai ponsel. Butuh buat googling, riset, cari bahan belajar, sampai buat video. Memang perlu banget literasi digital sejak dini supaya tau batasan dan etika di dunia maya ya.

  7. Literasi digital ini memang penting ya Kak. Untuk anak-anak, saya pun berusaha mengatur penggunaan gadget dan internet agar sesuai dengan mereka. Terutama tontonan atau games apa yang boleh dikonsumsi dan berapa lama. Memang menantang sih, tapi wajib dilakukan agar anak bisa lebih cerdas menyikapi gadget dan isi di dalamnya.

  8. dunia digital itu emmang memggiurkan bagi siapapun tapi jika tanpa bekal pengetahuan khawatir akan terjebak dan akhirnya menjadi candu.
    akhirnya ya harus edukasi terus menerus ke kiddos dan memberi contoh dampaknya jika berlebihan menggunakan gadget

  9. Setuju ….orang tua harus hadir untuk mengajak anak-anak bermain, agar mereka dapat beraktifitas fisik yang lebih menyehatkan. Walaupun saat ini tidak bisa dihindarkan anak-anak bersentuhan dengan dunia digital jadi harus banget membekali mereka dengan literasi digital yang mumpuni

  10. Setuju sih, literasi digital itu penting buat anak. Kalau menurut saya anak usia balita sampai usia SD jangan dibelikan gadget dulu. Soalnya kalau dibeliin gadget sulit untuk diawasin. Nantilah kalau sudah remaja, sdh tahu mana yang boleh dan tak boleh baru dibeliin gadget. Sebaiknya anak2 main secara alami dan bersosialisasi dengan teman2 sebayanya.

  11. Dalam usia tertentu, pengawasan terhadap penggunaan gadget dan akses ke media sosial memang masih harus dibatasi. Kadang yang orang dewasa aja bisa kebablasan kalau kurang mengontrol diri, apalagi ke anak yaa..

  12. Sebenernya gak hanya medsos yaa.. games online juga ada batasan usia minimal, sehingga kudunya orangtua bijak dalam memberikan smartphone ke anak-anak ini.
    Sedih kalau anak-anak ini mulai mudah sekali kehilangan kontrol atas dirinya, seperti berkata kasar, tidak sopan hingga yang paling parah uda mulai sampai ke s*xting, dll.
    Naudzubillahi min dzalik.

    Semoga dengan kebijakan yang diberlakukan dan disepakati bersama, semua bisa aman dalam berselancar di dunia maya.

  13. Hampir setiap anak sekarang mainnya HP kalau pulang sekolah. Yang masih sering lalai tuh perihal jam main atau durasinya. Anakku kadang masih minta ytambah ketika aku kasih waktu satu jam

  14. Sejauh ini masih belum kasih ijin anak punya medsos. Paling main game di hp aku jd aku tahu apa aja yangdia buka. Dan aku cuma. Ijini main di rumah gak boleh pergi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

catcilku.com

Hai selamat datang di blog catcilku. Blog ini adalah catatan kecilku untuk saling berbagi macam-macam cerita dan cita. Semoga bermanfaat

- Titi Bdy -

PROGRAM
Peserta BRT Network Growth Organic Periode April - Agustus 2024
KOMUNITAS

Copyright ©dinti 2024 | All Rights Reserved