Dari komentar yang masuk di postingan mengenal literasi kewargaan dalam bertetangga. Ternyata banyak yang merasa risih dengan tetangganya. Jadi ketahuan ya, kalau banyak orang yang belum memiliki literasi kewargaan.
Serius deh, saya melihat dan merasakan, makin ke sini. Banyak sekali orang yang semaunya sendiri. Saat menjalani hubungan sosial dalam kehidupan sosialnya. Yaitu, tidak mau tahu akan hak dan kewajiban diri sebagai anggota masyarakat.
Anggota Masyarakat
Dalam kehidupan sosial, setiap kita adalah anggota dari masyarakat. Di mana pun berada, entah saat di rumah dan di lingkungan. Di sekolah, di kampus, atau di kantor. Tidak bisa mengelak dan menyangkal, kalau menjadi bagian dari masyarakat.
Ketika seseorang menjadi anggota masyarakat. Maka dituntut supaya mengetahui posisi dirinya. Yakni, memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan negara. Selanjutnya baru harus mampu melaksanakan hak dan kewajiban. Sebagai anggota dalam suatu masyarakat.
Kali ini bahasannya adalah bagaimana menjadi guru yang asyik. Asyik di sini bukan dalam hal mengajar. Namun dalam hal mampu melaksanakan hak dan kewajibannya. Sebagai warga masyarakat sekolah. Dengan kata lain guru yang memiliki literasi kewargaan sebagai guru di sekolah.
Warga Masyarakat Sekolah
Sekolah adalah sebuah tempat belajar mengajar. Di dalamnya ada masyarakat yang terbentuk. Terdiri dari para pendidik di mulai dari Kepala Sekolah hingga Guru. Kemudian ada Tenaga Kependidikan, yaitu pegawai selain Kepala Sekolah dan Guru.
Jadi sudah jelas, seorang guru adalah warga masyarakat sekolah. Sama seperti Tenaga Kependidikan dan juga para siswa. Bila ada warga maka akan ada pemimpinnya. Karena di sekolah, maka yang jadi pemimpinnya tentu saja Kepala Sekolah. Karenanya guru juga harus kenal dengan literasi kewargaan sebagai warga masyarakat di sekolah.
Karena menjadi warga masyarakat sekolah. Maka guru harus tahu hak dan kewajibannya sebagai warga. Diluar status dan jabatannya sebagai seorang guru. Sebab seorang Guru sudah memiliki hak dan kewajiban. Yang melekat pada jabatannya tersebut
Hak dan Kewajiban Guru dalam Masyarakat Sekolah
Literasi kewargaan berarti memiliki kemampuan untuk melaksanakan hak dan kewajiban sebagai seorang warga. Mari kita lihat satu per satu, dimulai dari kewajiban. Karena menjadi Guru, tetap memiliki kewajiban sebagai warga masyarakat sekolah.
Kewajiban Guru sebagai Warga Masyarakat Sekolah
Taat Peraturan Sekolah
Supaya warga masyarakat sekolah tertib dan harmonis. Sudah barang tentu akan ada sebuah sistem yang dijalankan. Yang tertuang dalam peraturan. Peraturan antara Guru dan Siswa tentu saja akan berbeda. Yang termasuk dalam peraturan, antara lain:
Izin
Bila semua orang yang berada dalam sebuah wilayah. Keluar masuk semaunya, tanpa izin. Maka dikhawatirkan akan terjadi ketidakharmonisan. Bahkan bisa terjadi kerawanan. Layaknya di wilayah perumahan, ada peraturan yang berlaku. “1X24 jam tamu harap lapor”
Guru pun begitu adanya, harus meminta izin. Bila ingin keluar masuk wilayah sekolah. Terlebih saat di jam kerja berlangsung. Tidak boleh seenaknya keluar masuk tanpa izin. Kalau sudah izin, jangan lantas merasa harus diizinkan.
Namanya juga minta izin, pasti akan ada dua keputusan. Diizinkan atau tidak diizinkan. Akan dilihat situasi dan kondisinya. Jadi harus bisa memposisikan diri dengan baik. Terlebih dengan statusnya sebagai guru. Yang digugu dan ditiru.
Gunakan Seragam
Guru sebagai pendidik, maka wajib untuk memberikan contoh yang baik. Salah satunya dalam penggunaan seragam. Masing-masing sekolah, pasti sudah memiliki seragam. Mulai dari jenis dan waktu pemakaiannya, sudah ditetapkan.
Ternyata, masih ada saja guru yang belum bisa menggunakan seragam. Dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada. Selain ketidaktaatan. Masalah yang sering timbul adalah soal kebersihan dan kerapiannya.
Kebersihan
Pakaian yang bersih tentu saja akan membuat nyaman pemakainya. Supaya pakaian bersih berarti harus dicuci menggunakan sabun cuci. Jangan sekali pun menggunakan pakaian berulang, tanpa dicuci lebih dulu.
Satu setel pakaian yang sudah digunakan, minimal dalam setengah hari. Sudah tidak layak dipakai berulang, sebelum dicuci lebih dulu. Apalagi kalau badan dari yang memakainya. Mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Alangkah baiknya, kalau masing-masing guru mengenali fisiknya. Termasuk bau yang mungkin timbul di badannya. Sebenarnya masalah bau badan menjadi masalah yang sering timbul. Tidak hanya di kalangan guru. Tapi juga para pekerja lainnya.
Kerapian
Kerapian dari pakaian yang dipakai sehari-hari terlihat dari tampilannya. Seperti: kusut atau tidak. Akan terlihat bedanya, pakaian yang disetrika dengan yang tidak. Terlebih untuk jenis bahan tertentu, sangat mudah kusut.
Masalah kerapian juga terkait dengan gaya. Seorang guru sebaiknya menampilkan gaya layaknya seorang pendidik. Menggunakan pakaian yang pas di badan. Jangan sampai terlihat kebesaran atau kesempitan.
Belum lagi masalah jilbab dan sepatu. Harus benar-benar diperhatikan. Layak pakai dan pantas dikenakan oleh seorang guru. Sebenarnya untuk penampilan, semua orang harus memperhatikan dengan benar.
Penampilan akan dilihat dari ujung kaki. Sampai dengan ujung rambut atau kepala. Penampilan tidak perlu mahal dan mewah. Hanya butuh kerapian dan kebersihan. Kalau soal mahal tidaknya, tinggal disesuaikan dengan kondisi.
Hak Guru sebagai Warga Masyarakat Sekolah
Guru ibarat orang tua bagi anak-anak didiknya selama berada di sekolah. Maka berhak untuk mendapatkan penghormatan. Baik dari seluruh siswa maupun dari tenaga pendidik. Serta teman sejawatnya.
Orang tua yang telah menitipkan anaknya untuk dididik di sekolah. Juga harus memberikan penghormatan kepada guru. Jangan sampai ada orang tua petantang petenteng. Merasa hebat di hadapan guru anak-anaknya.
Bahkan ada orang tua, yang merasa kuasa. Marah, mengintimidasi, dan menuntut secara hukum. Kepada guru, hanya karena anaknya dihukum. Guru pun punya norma dan kode etik yang harus dijalankan.
Manakala ada anak didik dihukum tentu sudah sesuai. Dengan norma yang berlaku. Tidak mungkin guru menghukum muridnya tanpa sebab. Jadi sebaiknya para orang tua dapat menahan diri. Kemudian didik lebih baik anak agar hormat kepada gurunya.
Jadi guru, orang tua, dan siswa harus memiliki literasi kewargaan sebagai bagian dari masyarakat di sekolah. Dengan begitu tercipta kondisi harmonis di sekolah. Yang akan mendukung proses belajar dan mengajar dengan sehat.
Jangan lupa bagikan pengalaman Anda di kolom komentar. Tentang literasi kewargaan, baik sebagai guru, orang tua, atau siswa. Saat menjadi warga masyarakat di sekolah.
28 Tanggapan
Di sekolah anak bungsuku, guru-guru pakai seragam hanya hari tertentu aja. Selebihnya mereka pakai pakaian bebas. Sepatu pun bebas. Ibu guru pakai sepatu kets atau sneakers, boleh aja. Yang penting rapi, sopan, dan memudahkan mobilitas.. Mungkin karena sekolah swasta ya, jadi lebih bebas membuat peraturan. Kalau anak-anak sih mesti pakai seragam. Peraturan juga lumayan ketat.
Wah asyik yaa mba kalo kayak gini. Selama aku sekolah soalnya guru yaa selaluuu aja pake seragam bahkan pas ekskul sekalipun wkekekeke. Apalagi harus pake fantofel zzz, jadi gimanaa gitu yak. Kalo sekarang kebijakannya udah lebih oke kek gitu jadi seneng kan yg liat, ngga serem gitu imagenya 😛
Terima kasih Mbak sudah memberikan informasi tentang literasi kewargaan yang berhubungan dengan guru. Sebagai pengajar di tingkat SMA, saya bersyukur ada informasi seperti ini, which is sangat memberi pencerahan
Wah enak nih mba. Berasa sekolah di luar negeri hihi. Sebenarnya paling enak gini sih ya, nggak membebani uang seragam yang kadang mahal syekali
Saya bekerja di institusi pendidikan, tepatnya sekolah. Otomatis setiap hari saya menjadi warga sekolah. Tapi saya bukan guru, melainkan staf administrasi (tata usaha). Tentu saja saya fokus pada hak dan kewajiban sebagai pengurus administrasi sekolah. Administrasi sekolah yang terorganisasi dengan baik, tentunya sangat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Kalau saya menyorot guru yang pilih kasih. Ada kejadian pada kakak saya. Dia kan protes karena anaknya suka diledek gendut. Padahal karena temannya yang lain saja kurus hahaha. Kata guru itu, ah namanya anak-anak. Akhirnya karena ga suka sama kakak saya, keponakan saya kena getahnya. Nilainya jadi standar-standar saja. Guru itu suka kalau orang tua yang manut… inggih bu guru, inggih bu guru. Padahal.. guru itu dicerita juga di belakang hehehe.
Guru menjadi contoh pertama di sekolah. Dulu sich guru-guruku sudah pakai seragam. Tapi klo di turki ini guru-gurunya ngga ada seragam.
Kalau guru memang wajib digugu dan ditiru yaa..oleh karena itu seorang guru wajib juga menjaga kerapian dan kebersihan badan. Karena akan ditiru juga oleh muridnya.
Sepertinya di perkotaan sudah jadi aturan ya
Kalau di kampung sini, gitu pakai seragam di hari tertentu saja. Apalagi kalau pegawai honorer, biasanya malah beda seragamnya.
Kebanyakan juga di kampung sekolah yayasan pesantren, jadi jarang pakai seragam, kecuali busana muslim
Disiplin waktu jadi suatu keharusan yang wajib dilakukan guru ya, karena sebagai contoh juga untuk siswanya
Nggak ngerti lagi sama tetangga-tetangga masa kini. Meski nggak semua, akan selalu ada yang bersikap seenaknya sendiri.
Terus yang lagi rame sekarang soal respon masyarakat terhadap guru terkait kecelakaan yang menimpa siswa sekolah saat study tour.
Lho ternyata masih ada tah guru yang belum bisa menggunakan seragam dengan baik dan benar. Memang bener harus meninjau kembali hak dan kewajiban guru sebagai masyarakat sekolah. Apakah sudah melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik apa belum.
Memberi teguran dan hukuman pada anak memang adalah hak guru sebagai pendidik yang tidak boleh dilupakan oleh orang tua. Pembinaan anak harus selaras antara guru dan orang tua
Wah bagi guru juga ada kewargaannya ya. Aku paling suka kalau lihat guru dari kerapian dan kebersihannya. Jadi segan gitu jadi muridnya dan semangat belajarnya, hehe.
hormat molly pada profesi guru di sekolah. jadi sedih keinget guru2 molly pas sekolah dulu. semoga mereka sehat selalu 🙂
Guru memang patutnya jadi contoh yg baik buat muridnya ya. Termasuk soal kewargaan di sekolah ini.
Di mana pun kita berada. Kita memiliki hak dan kewajiban. Termasuk guru pun di sekolah memiliki tanggungjawab yg harus dilaksankan, bahkan tidak sedikit kewajibannya. Bukan hanya mengajar di kelas tapi ad kedisiplinan, kerajinan, kerapian, dan lainnya.
Semangat untuk semua guru-guru yg ada di negeri ini. Benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa.
Biasanya ya orang tua tuh ga ada macam2 kok ke guru asal ya sekolah dan guru bertindak dan mengajar anak dgn sewajarnya. Di lingkungan sekolah dkt rumah, kemarin ada guru ngancam murid sih. Iya kalo muridnya yg salah. Ini gurunya ada masalah dgn keluarganya, makanya muridnya jd sasaran. Ya rame lah wari murid gerebek gurunya.
Makanya kita hrs sering koordinasi antara guru dan wali murid. Kalo ada masalah, ya dicari solusi bersama. Kyk tour ke luar kota spt itu. Kalo emg wali murid ga setuju, ya jgn dipaksakan sih.
Literasi kewargaan di sekolah sebenarnya mudah diterapkan. Asalkan semua pihak bisa diajak kerjasama. Tapi, kadang ada guru yang semena-mena dan murid/wali murid yang nggak mau diatur.
Setiap lembaga pendidikan memiliki aturan masing-masing yang harus ditaati oleh setiap warganya. Kalau semua sudah memahami hak dan kewajiban masing-masing, suasana belajar mengajar bakal lebih kondusif.
Kukira guru itu nggak harus selalu pakai seragam lho. Selama ini, sepanjang sekolah, ya … guru hanya menggunakan seragam di hari-hari tertentu saja sih. Banyak ya yang rupanya nggak sepenuhnya aku ketahui tentang guru.
Guru tuh menjadi contoh yang ditiru oleh banyak muridnya. Oleh karena itu guru juga wajib untuk mengajarkan kedisiplinan, kerajinan, kerapihan, kebersihan agar dapat menjadi modal utama muridnya saat berbaur di masyarakat.
Jadi inget singkatan guru, “Digugu dan ditiru”.
Maka perannya di masyarakat pun kerap membawa profesinya sebagai bagian dari dirinya.
Beberapa waktu yang lalu sempat heboh, ka Titi..
Ada seorang guru yang ngomong buruk ke kurir Copi perkara mereka gak pesan barang COD-an. Tapi karena uda keburu dibayar dan dibuka, seorang guru ini merasa ditipu.
Setelah viral karena profesi beliau seorang guru, jadi banyak sekali yang mendeskreditkan guru.
Sedih… tapi ini sekaligus pengingat untuk kita semua untuk senantiasa kontrol emosi dan bersabar. Semua bisa dibicarakan dengan baik-baik.
Beberapa waktu lalu semoat heboh guru yang kian nggak dihormati. Padahal loh ya, guru itu juga manusia biasa yang kadang salah. Cuman harusnya kita harus tahu cara adab soal guru, biar ilmu yang diajarkan bisa mendapatkan barokah dari TUHAN.
Zaman sekarang ini guru serba salah ya, sedikit keras sama siswa eh orang tuanya yang marah tapi kalau lemah sama siswa maka siswanya yang ngelunjak. Emang ngajar itu ada seninya…
menjadi warga masyarakat dimanapun itu harus tahu hak dna kewajiban sih ya apalagi guru disekolah, tentu harus mengikuti aturan yang berlaku juga agartertib dan disiplin
Menjadi warga masyarakat itu memang harus tahu hak dan kewajiban, terlebih seorang guru di sekolah, tentu harus mengikuti aturan yang berlaku.
Sering merasa miris dengan fenomena banyak guru di luaran sana yang tidak dihargai baik oleh wali murid maupun anak didiknya sendiri
padahal jasa guru itu banyak sekali lho