Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the broken-link-checker domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u5999482/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Wahai Guru Perhatikan Adabmu sebagai Literasi Kewargaan di Sekolah - Catcilku

Wahai Guru Perhatikan Adabmu sebagai Literasi Kewargaan di Sekolah

Wahai guru perhatikan adabmu sebagai literasi kewargaan

Daftar Isi

Warga sekolah haruslah memiliki adab yang baik. Terutama gurunya, sebagai pendidik. Guru mencontohkan adab yang baik di sekolah. Wahai guru perhatikan adabmu sebagai literasi kewargaan di sekolah.

Guru adalah pendidik bagi murid-murid dan juga dirinya sendiri. Akan sulit sekali memberikan dan menjadi contoh bagi siswa di sekolah. Bila guru tersebut tidak atau kurang beradab. Sebab adab bisa menjadi sebuah karakter bila dilatih dan dibiasakan. 

Betul, adab bukanlah bawaan dari lahir. Melainkan hasil dari proses berlatih dan pembiasaan. Semakin dewasa dan berpendidikan seseorang. Seharusnya semakin beradab. Sayangnya hal tersebut kadang tidak berbanding lurus. 

Ada saja orang yang sudah dewasa dan memiliki pendidikan tinggi. Namun adabnya masih kurang. Bahkan nyaris tidak memilikinya sama sekali. Lebih miris lagi, bila orang dewasa tersebut. Adalah seseorang yang berprofesi sebagai guru. 

Sebab guru adalah orang yang mendidik, digugu, dan ditiru. Sebagai pendidik tentu saja mengajarkan sebuah ilmu. Selain itu segala ucapan guru akan digugu. Sementara semua perilaku dan ucapannya akan ditiru oleh muridnya.

Wahai Guru Perhatikan Adabmu 

Adab menjadi bagian penting dari literasi kewargaan di sekolah. Supaya seluruh warga merasakan kehidupan yang nyaman dan harmonis. Selama beberapa jam berada di dalam sekolah. 

Terlebih sekolah adalah tempat semua warganya untuk belajar. Mulai dari Kepala Sekolah dan  Guru, yang notabene sebagai pendidik. Kemudian Tenaga Kependidikan dan juga siswa. Saling terkait dan berhubungan satu sama lain.

Jadi ketika ada guru yang belum atau kurang adabnya. Maka dikhawatirkan akan diikuti oleh siswa didiknya. Wahai guru perhatikan adabmu sebagai literasi kewargaan. Menjadi penting untuk dimiliki oleh semua warga sekolah. Utamanya para guru, untuk menjadi contoh.

gruru digugu dan ditiru

Kaki Naik ke Meja atau Kursi

Wahi para guru, Anda itu pendidik. Maka perhatikan dengan benar adabmu. Terutama saat berada di lingkungan sekolah. Saat berada di ruang kelas atau di ruang guru. Pastikan duduk dengan baik dan sopan.

Jangan pernah sekalipun menaikkan kaki ke kursi atau meja. Khawatir dilihat oleh siswa peserta didik. Sebab contoh nyata amat sangat mudah ditiru dan diikuti. Timbulkan rasa sungkan dan malu.

Baik kepada siswa, teman sejawat, dan atasan. Sekolah adalah kantor buat para guru. Karenanya ada adab yang berlaku di kantor. Di mana dilarang untuk menaikkan kaki ke atas kursi atau meja.

Tidak sopan dan tidak punya adab. Itu kata yang tepat untuk menunjukkan perilaku tersebut. Sadarlah, ketika berada di tempat umum. Maka semua gerak gerik dan perilaku akan di lihat. Termasuk, bila menaikkan dan menaruh kaki ke kursi atau meja. 

Wahai Kepala Sekolah ajari bawahan untuk sopan. Engkau adalah pemimpin bagi para guru. Maka bila menemukan sendiri atau mendapat laporan. Maka segera tindaklanjuti hal tersebut. 

Memotong Pembicaraan

Ketika ada dua orang atau lebih sedang berbicara satu sama lain. Maka dilarang ada orang yang tiba-tiba memotong bahkan menyelak pembicaraan. Tanpa ada izin apalagi permisi. Jika bukanlah untuk membicarakan sesuatu yang sangat penting.

Maka perbuatan memotong  atau menyelak pembicaraan terlarang. Tunggu lebih dulu hingga orang selesai berbicara. Adabnya adalah meminta izin terlebih dulu bila ingin memotong atau menyelak.

Begitu pula orang yang ingin membuat pembicaraan baru dengan orang lain. Padahal sedang diajak berbicara oleh orang. Maka harus pula meminta izin untuk melayani orang yang baru saja datang.

Contohnya:

Alma sedang berbicara dengan Malhun. Tiba-tiba Gokce datang untuk berbicara dengan Alma. Untuk sebuah keperluan. Maka adab yang harus dilakukan adalah Gokce harus meminta izin kepada Malhun. Bila dirinya ingin berbicara dengan Alma.

Begitu pula dengan Alma yang ingin melayani Gokce. Harus meminta izin pula kepada Malhun untuk berbicara dengan Gokce. Jangan langsung berbicara tanpa memperhatikan perasaan Malhun.

Dengan izin maka semua orang akan terjaga perasaannya. Suasana nyaman dan harmonis akan tercipta.

Menutup Pintu

Adakalanya kita diajak bicara oleh seseorang dari balik pintu. Untuk sebuah keperluan, baik sebentar maupun lama. Ketika sudah selesai. Orang yang berada di dalam ruangan dan di balik pintu. Janganlah langsung menutup pintunya.

Tunggu hingga orang yang berada di luar ruangan membalikkan badan. Lalu melangkah pergi minimal lima langkah ke depan. Itulah adab yang benar. Sehingga orang tersebut merasa nyaman dan tidak tersinggung.

Terlebih bila orang tersebut adalah orang yang lebih tua. Dituakan atau lebih senior. Baik dari segi usia maupun Jabatan. Bisa jadi memiliki jabatan yang lebih tinggi. Bila berada di lingkungan sekolah adalah Guru dan Kepala Sekolah. 

Taat dengan Tugas dan Pekerjaan

Sebagai Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan. Sudah pasti memiliki tugas dan pekerjaan masing-masing. Yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga menjadi kewajiban untuk ditunaikan dan dituntaskan. 

Ketaatan dengan tugas dan pekerjaan menjadi hal mutlak bagi setiap pekerja. Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan. Memiliki status sebagai pekerja/pegawai/karyawan. Karenanya wajib taat dengan tugas dan pekerjaannya. 

Sungguh, literasi kewargaan haruslah dimiliki oleh seluruh warga masyarakat di sekolah. Sehingga kondisi nyaman, aman, dan harmonis yang diinginkan bersama dapat terwujud. Wahai guru perhatikan adabmu sebagai literasi kewargaan di sekolah.

Yuk berbagi cerita di kolom komentar. Tentang pengalaman Anda berliterasi kewargaan. Entah di sekolah atau lingkungan rumah.

blog catcilku

Terima kasih sudah membaca postingan di blog catcilku.com. Semoga dapat memberi pencerahan dan bermanfaat buat Anda.

17 Tanggapan

  1. iya, guru itu ucapan dan perilakunya bakal dilihat dan ditiru oleh anak didiknya, jadi memang mesti hati-hati berucap dan berbuat. Tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi juga di luar sekolah

  2. Menurutku kata “Guru” itu maknanya sungguh dalam sekali!
    Terutama dalam dimensi spritual, kata guru sungguh konotasi yang berat.
    Guru adalah sosok spesial!
    Panutan!
    Segala tindak tanduknya jadi panutan!
    Jadi memang sebaiknya guru memperhatikan adab sebagai bagian literasi kewargaan di sekolah!
    Aku sih YES!

  3. Guru : digugu dan ditiru
    Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang guru untuk menjaga adabnya ya
    Demi memberikan teladan yang baik bagi anak didiknya

  4. Namanya juga guru yang ditiru dan digugu, jadi memang sangat penting adab bagi guru. Makanya ada pepatah, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari.”
    Namun, sebagai guru yang sudah cukup lama menjalani profesi itu, kadang guru menemukan tingkah laku murid yang bikin ngelus dada. Sehingga saya memaknai guru itu bukan hanya guru yang ada di sekolah apalagi yang ada di kelas, tetapi lebih luas daripada itu, termasuk keluarag dan terutama orang tua.

  5. Ini yang bikin guru sekarang tuh ada wibawanya sama engga.
    Karena ada beberapa guru juga beberapa siswa yang kurang beradab sehingga penting untuk mengajarkan adab serta ada pembekalan bagi guru yang dilakukan kontinyu.. tidak hanya saat baru pelantikan saja, tapi juga selama masih menjalani masa tugas, perlu diperhatikan untuk memberikan penerangan adab-adab guru di sekolah.

  6. Bagaimanapun memperhatikan adab-adab termasuk tidak memotong pembicaraan orang, penting sekali. Terima kasih sudah berbagi. Membacanya membuat saya jadi berusaha selalu menjaga adab

  7. Ini sesuai banget ya dengan peribahasa yang “guru kencing berdiri murid kencing berlari” itu yang menggambarkan bahwa seorang guru itu sejatinya adalah contoh bagi para Muridnya. Karena itulah seorang guru sebaiknya memang memberikan teladan yang baik untuk muridnya

  8. Sesuai namanya “guru” ada yang bilang kependekan dari “digugu dan ditiru” maka memang guru menjadi salah satu panutan oleh murid2nya.
    Meski begitu sepertinya yang namanya adab ini sebaiknya dimiliki oleh seluruh warga sekolah. Murid, pegawai sekolah, bahkan ortu juga sebaiknya juga memiliki adab dalam berperilaku dan berinteraksi di lingkungan sekolah ya.

  9. Sepele tetapi sangat bermakna
    Motong pembicaraan orang itu tidak enak
    Makanya kalau ada anakku yang begitu, saya langsung cek apakah ada yang di sekolah melakukan demikian haha

  10. Bagaimanapun anak itu akan meniru lingkungannya, baik di rumah atau di sekolah. Untuk itu, orang dewasa harus menunjukan adab yang baik. Jika di lingkungan sekolah maka guru yang harus mengajarkan adab, melalui tindakan yang baik dan benar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

catcilku.com

Hai selamat datang di blog catcilku. Blog ini adalah catatan kecilku untuk saling berbagi macam-macam cerita dan cita. Semoga bermanfaat

- Titi Bdy -

PROGRAM
Peserta BRT Network Growth Organic Periode April - Agustus 2024
KOMUNITAS

Copyright ©dinti 2024 | All Rights Reserved