Akhir-akhir ini sering mendapatkan kiriman berita atau potongan video. Isinya menceritakan tentang anak-anak. Dengan rentang usia antara 9-12 tahun. Sudah menderita sakit ginjal. Literasi kesehatan: jangan asal makan dan minum.
Di salah satu video menceritakan seorang anak perempuan. Sebut saja, Bunga berusia sepuluh tahun, masih duduk di sekolah dasar. Penderita sakit ginjal yang hendak cuci darah. Bahkan dia harus menjalani terapi cuci darah tersebut dua kali dalam sepekan.
Bunga ditemani oleh ibunya saat diwawancara. Menceritakan kesedihannya karena menderita sakit ginjal. Dengan agenda dua kali sepekan untuk cuci darah. Telah mengganggu aktivitasnya sebagai anak-anak.
Sebab harus melakukan perjalanan dari daerah Tambun, Jawa Barat. Menuju rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), di Jakarta. Dilakukan rutin untuk mendapatkan kesembuhan. Dari penyakit ginjal yang dideritanya
Bunga pun berharap kesehatannya dapat kembali seperti sediakala. Sehingga dapat menjalani kehidupan normal layaknya anak-anak sebayanya. Beraktivitas dengan ceria dan semangat, untuk menjemput cita-cita.
Miris dan ikut sedih dengan banyaknya kasus seperti Bunga. Penyakit ginjal yang dulu hanya diderita oleh orang-orang yang sudah tua. Kini malah banyak diderita oleh anak-anak. Yang masih memiliki langkah kaki yang panjang di masa depan.
Literasi Kesehatan: Jangan Asal Makan dan Minum
Dengan kejadian tersebut, dapat dikatakan kalau masyarakat. Banyak yang belum cukup memiliki literasi kesehatan. Salah satunya soal makanan dan minuman yang dikonsumsi. Masih banyak yang abai dengan efek sampingnya.
Ekonomi Menengah ke Bawah
Dari kasus yang ada, salah satunya seperti Bunga. Sering didapati para anak yang menderita penyakit berat. Berasal dari keluarga menengah ke bawah. Walau memang tidak bisa menjadi patokan. Karena ada juga anak dari keluarga menengah ke atas.
Asal Makan dan Minum
Semua bermula dari ketidaktahuan akan pentingnya kesehatan tubuh. Sepertinya perilaku masyarakat yang abai tersebut. Menjadi penyebab asal makan dan minum. Semua dilahap, yang penting menarik dilihat dan dirasa.
Pengaruh pergaulan dan iklan, menjadi salah satu penyebab. Masyarakat sering makan dan minum tanpa memperhatikan kesehatannya. Ketika ada makanan yang muncul jadi tren baru. Maka merasa menjadi “kewajiban” untuk membeli dan mencoba.
Pergaulan
Ada rasa takut ketinggalan perkembangan yang ada. Istilah bekennya adalah Fearing of Missing Out (FOMO). Dengan perilaku seperti itu, maka soal kesehatan sudah tidak dipikirkan. Hanya satu yang ada dalam pikiran.
Yaitu bisa ikut tren terbaru, supaya dikatakan ngehits. Serta ingin mendapat predikat keren di dalam pergaulan. Semua jenis makanan dan minuman dikonsumsi. Jangankan soal kesehatan, bahkan tidak jarang mengabaikan kehalalan kandungannya.
Korban Iklan
Setali tiga uang dengan FOMO di atas. Iklan sepertinya juga menyumbang perilaku masyarakat yang asal makan dan minum. Dengan melihat iklan yang dibuat begitu menarik. Sengaja memainkan perasaan penonton.
Supaya tergoda untuk ikut mencoba makanan dan minuman yang diiklankan. Penonton dibuat agar memiliki keinginan menjadi seperti bintang iklan. Bila mengkonsumsi produk yang diiklankan.
Memang begitulah tujuan dari iklan. Mencoba sebanyak-banyak “korban” dari iklan yang ditayangkan. Tinggal masyarakatnya sendiri yang sadar dan mawas diri. Agar jangan menjadi korban iklan.
Efek Samping
Makanan minuman yang terlalu banyak mengalami proses olahan. Biasanya akan memiliki efek samping kepada tubuh. Tentu saja efek tidak baik terhadap kesehatan manusia. Diantaranya akan menimbulkan penyakit diabetes, ginjal, auto imun, jantung, dan sebagainya
Efek samping bisa terjadi dalam waktu relatif panjang dan lama. Bisa pula terjadi dalam waktu yang singkat. Seperti fenomena yang terjadi pada anak-anak akhir-akhir ini. Karena mereka telah memasukan makanan dan minuman “Sampah” ke dalam tubuhnya.
Tugas Orang Tua
Menjadi tugas dari orang tua untuk belajar lagi literasi kesehatan. Supaya memastikan agar diri dan anak-anaknya dapat memiliki tubuh dan kehidupan yang sehat. Jangan lagi abai terhadap apa-apa yang dikonsumsi.
Halal Haram dan Toyyib
Jelas dalam Islam ada panduannya soal memilih makanan dan minuman. Harus memperhatikan halal dan toyyib (baik). Di sini orang tua yang masih sering luput. Soal kebaikan bagi kesehatan tubuh.
Sering kali sudah dianggap halal, maka semua main disikat saja. Padahal tidak semua makanan dan minuman. Akan memberikan manfaat dan baik bagi tubuh. Terutama bagi anak-anak.
Jangan Berikan kepada Anak
Tubuh anak-anak sesungguhnya masih rentan. Terhadap zat-zat yang terkandung dalam makanan dan minuman. Contohnya soal minuman, dalam kasus Bunga menjadi penyebab kena penyakit ginjal.
Berapa banyak jumlah minuman kemasan yang masuk ke tubuh. Tidak terkontrol oleh orang tua. Mungkin orang tua menganggap asalkan anak diam dan senang. Mau makan atau minum apa saja tidak pernah dilarang.
Orang tua lupa mengecek kandungan gula, pewarna, dan pengawet. Yang ada di dalam makanan dan minuman dalam kemasan. Bisa jadi karena ketidaktahuan atau memang tidak peduli.
Sebaik-baik makanan dan minuman adalah yang diolah sendiri. Tidak menggunakan pewarna dan pengawet. Makanan yang diolah dengan tambahan rasa cinta dan kasih. Tentu akan berbeda dengan hasil mesin.
Air minum terbaik adalah air putih bening. Tidak berwarna dan tidak berbau. Biasakanlah tubuh mendapatkan asupan minuman yang menyegarkan. Berasal dari air putih dengan jumlah yang mencukupi. Sehingga tubuh terhidrasi dengan baik.
Seperti biasa, yuk berbagi cerita di kolom komentar ya, supaya bisa dicontoh. Nantikan postingan selanjutnya seri literasi lainnya.
3 Tanggapan
kesehatan mahal harganya dan kadang kita waktu awal-awal makan minum ngasal memang merasakan enaknya, tapi efeknya juga belakangan baru terasa
air putih bagus banget buat tubuh, aku dulu pernah mencoba minum 8 gelas sehari. Dan efeknya terasa.
Tapi aku sendiri ga begitu suka air putih, jadi kalau aku terlalu banyak beli minuman kekinian di luar, aku imbangi dengan air putih juga
Bener banget mba..suka miris kalo lihat berita sekarang banyak anak2 yang menderita penyakit yg dulu kita anggap hanya akan terjadi kepada orang tua saja spt ginjal dan diabetes…
Makanan dan minuman yang tingga kadar gula memang sangat riskan makanya setuju banget kalo sekarang di tiap kemasan mulai diberikan warna2 yang menandakan kandungan kadar gulanya karena jujur saya juga sering skip baca komposisinya mungkin nanti kalo sudah dikasih warna jadi lebih gampang memilihnya
Korban iklan
tahu sendirikan, iklan begitu gencar banget
yang bikin anak-anak penasaran untuk membeli dan meminumnya