Mengenal Literasi Kewargaan dalam Keluarga

Mengenal literasi kewargaan dalam keluarga

Daftar Isi

Hingga sekarang, sudah zaman digital. Masih sering terdengar, ada yang tawuran. Entah dilakukan oleh siswa sekolah, antar warga kampung. Bahkan antar teman dan tetangga. Yang menjadi sebab sangatlah beragam. Mulai dari hal sepele sampai pelik. 

Fenomena tawuran yang masih sering terjadi. Terutama yang dilakukan antar tetangga atau warga kampung. Bisa terjadi disebabkan oleh ketidak pahaman. Akan hak dan kewajiban dalam kehidupan sosial. Dengan kata lain belum cukup memiliki literasi kewargaan. 

Literasi Kewargaan

Seperti yang sudah dituliskan di postingan sebelumnya. Kalau literasi dasar tidak hanya membaca dan menulis. Melainkan ada 6 macamnya. Salah satunya adalah literasi kewargaan. Silakan membacanya di tulisan Yuk mengenal istilah literasi dan manfaatnya.

Selanjutnya, akan ada pertanyaan. Bilamana seseorang dikatakan memiliki literasi kewargaan? Ketika memiliki kemampuan untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. 

Namun yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Banyak yang mengabaikan bahkan tidak menganggap. Bahwa mengenal hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kemudian menerapkannya dalam kehidupan sosial. Menjadi sangat penting, agar terjadi ketertiban. 

Sehingga gesekan-gesekan yang menjadi penyebab tawuran. Tidak akan terjadi bahkan dapat dicegah sedini mungkin. Hak dan kewajiban sebagai seorang warga negara, sudah tercantum dalam UUD 1945. 

Tahu Posisi Diri

Dalam kehidupan, setiap orang menjalani peran. Hak dan kewajiban akan menyesuaikan. Dengan tempat kita berada. Saat di rumah, lingkungan, sekolah, kantor, dan negara. Karenanya, harus tahu posisi dirinya masing-masing. 

Bisa sebagai orang tua, anak, siswa, dan tetangga. Atau dalam lingkup yang lebih luas lagi. Sebagai pegawai, atau warga negara. Bahkan tiap orang bisa memiliki posisi yang dobel. Sebagai orang tua yang bekerja dan warga negara.

Semua posisi itu harus mengetahui hak dan kewajibannya. Kali ini akan dibahas dalam lingkup keluarga. Setiap individu dapat dipastikan. Adalah bagian dari anggota keluarga. Memang ada kondisi tertentu yang tidak ideal.

Sebagian mungkin akan mendapatkan takdir. Kalau tidak memiliki anggota keluarga sekandungnya. Namun begitu tetap memiliki keluarga, tidak sekandung. Dalam arti teman, sahabat, dan tetangga. Yang akan menjadi keluarga besarnya.

Hak dan Kewajiban dalam Keluarga 

Keluarga adalah miniatur dari sebuah negara. Karenanya penting untuk memiliki literasi kewargaan. Sebab masing-masing anggota keluarga adalah bagian dari negara. Posisinya tentu saja ada dan diakui. Yaitu sebagai warga negara.

Hak dan kewajiban dalam keluarga

Dalam keluarga terdapat anggotanya. Ada kepala keluarga, yakni ayah. Didampingi ibu sebagai wakilnya. Dilengkapi dengan anak-anak sebagai warganya. Maupun orang yang ikut dalam keluarga tersebut. Seperti orang tua/mertua, adik/kakak. 

Masing-masing anggota keluarga tersebut. Memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Sesuai dengan posisinya masing-masing. Supaya tercipta kesimbangan dalam hubungan sosil. Antara anggota keluarga yang ada. 

Orang Tua

Memiliki kendali dalam menjalankan biduk rumah tangga. Dengan pimpinan tertingginya adalah Ayah. Dibantu oleh istrinya, sekaligus menjadi ibu untuk anak-anaknya. Keduanya tentu saja memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. 

Ayah

Sebagai pemimpin dan kepala keluarga. Seorang ayah memiliki kewajiban untuk mencari nafkah. Serta menafkahi keluarga yang dipimpinnya. Itu artinya seorang ayah harus bekerja. Entah sebagai pegawai atau memiliki usaha.

Sehingga dari usahanya tersebut akan menghasilkan uang. Untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya. Mulai dari kebutuhan primer: sandang, pangan, dan papan. Kemudian kebutuhan sekunder, seiring dengan kemampuan ekonomi.

Bila memungkinkan, ayah melengkapi keluarganya. Dengan kebutuhan tersier, yang bersifat kemewahan. Masing-masing keluarga akan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi. Karenanya, kepala keluarga harus gigih dalam mencari nafkah. 

Ayah memiliki hak untuk diposisikan sebagai pemimpin. Berarti berhak untuk menerima penghormatan. Serta penghargaan dan cinta yang tulus dari seluruh anggota keluarga. 

Ibu

Tidak jauh berbeda dari ayah. Seorang perempuan yang telah menikah. Lalu memiliki keluarga sendiri. Maka statusnya menjadi istri dari suaminya. Sekaligus melekatlah statusnya sebagai ibu. Selamanya, tidak terpisahkan dan tidak ada yang dapat melepasnya. 

Sebagai istri, memiliki kewajiban untuk taat kepada suami. Selama tidak melanggar ajaran agama. Serta mengurus anak dan keluarganya. Di sini berarti ibu bertindak sebagai manajer. Mengelola rumah tangga dan keluarganya berjalan dengan baik. 

Seperti suaminya, seorang istri pun berhak mendapatkan perhatian. Serta kasih sayang dari suami. Saling timbal balik di antara keduanya. Statusnya sebagai ibu memiliki hak untuk dihormati dan dihargai. Serta disayang oleh seluruh anggota keluarga. 

Tidak ada perbedaan dalam perlakuan hak dan kewajiban. Bagi seorang ibu atau istri yang bekerja di luar rumah. Ataupun hanya di rumah saja sebagai ibu rumah tangga. Selama dapat menjalankan perannya dengan baik. 

Anak

Setiap anak berhak mendapatkan kasih sayang, perhatian, dan pengajaran. Semua kebutuhan primernya terpenuhi. Orang tua wajib memenuhi hak dari anak-anaknya. Tentu disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan ekonomi keluarga. 

Setelah mendapatkan haknya. Seorang anak yang baik sepatutnya memenuhi kewajibannya. Yaitu belajar dengan baik, menjadi anak yang taat, dan menjalankan semua perintah kedua orang tuanya.  

Alangkah baiknya, bila setiap anggota keluarga. Mendahulukan kewajiban lebih dulu. Dibandingkan menuntut haknya terus menerus. Supaya tercipta kesimbangan dalam keluarga. Hingga terwujudnya keluarga yang harmonis. 

Dimulai dari sebuah keluarga hingga menciptakan sebuah lingkungan. Dari lingkungan akan terwujud sebuah negara. Karenanya sangat penting bagi semua keluarga untuk melek tentang literasi kewargaan. Sehingga pencegahan tawuran antar warga bisa dilakukan.

Nantikan tulisan bertema literasi selanjutnya: mengenal literasi kewargaan dalam bertetangga. Tapi sebelumnya, berbagi cerita yuk di kolom komentar. Bagaimana pengalaman Anda memperkenalkan hak dan kewajiban kepada keluarga. 

blog catcilku

Terima kasih sudah membaca postingan di blog catcilku.com. Semoga dapat memberi pencerahan dan bermanfaat buat Anda.

27 Tanggapan

  1. Memposisikan diri dalam keluarga sesuai dengan perannya itu penting. Aku baru tau ternyata ada literasi kewargan. Hak dan kewajiban harus seimbang dan harus dipenuhi juga.

  2. Di era globalisasi yang penuh tantangan ini, menumbuhkan generasi muda yang peduli dan bertanggung jawab menjadi tugas penting bagi keluarga. Salah satu kunci utamanya adalah dengan membekali mereka dengan literasi kewargaan

  3. Nah ini, aku selalu gak habis thinking tiap denger berita tawuran. Entah itu anak sekolah, antar pemuda desa, bahkan yg tua-tua pun ikutan. Kadang heran bagaimana mereka bisa dengan mudah melakukan tawuran gitu lho

  4. Wah ada lagi ya macam literasi. Kirain cuma literasi keuangan aja, ternyata ada juga literasi kewargaan. Pusatnya sih berasal dari lingkungan keluarga. Edukasi di tengah keluarga sangat penting sekali untuk membentuk karakter yang baik. Sehingga nggak terpengaruh dengan pengaruh buruk yang bisa aja datangnya dari lingkungan sekitar maupun teman-temannya.

  5. Ternyata literasi tidak hanya membaca dan memulis ya mba, memposisikan diri ini sangat penting, dengan ini kita jadi paham kewajiban dan tanggung jawab kita. Apalagi klo kita ini sekrang sudah menjadi orang tua.

  6. Literasi kewargaan, sesuatu yang baru buat saya. Selama ini tahunya literasi keuangan, literasi digital, dan sejenisnya. Setuju banget, tahu posisi diri serta paham akan hak dan kewajiban, ini sangat penting diterapkan.

  7. Wah baru tahu ada literasi kewargaan. Penting sekali ya apalagi salah sebuah tatanan keluarga. Menyadari peran dan fungsi masing-masing tanpa merasa yang paling banyak berjuang atau berkorban.

  8. Baru tahu loh ada istilah ini, literasi kewargaan. Sampai tadi baca berulang…Aku kudet nih.
    Ternyata maksudnya menyadari peran masing-masing individu di masyarakat yah…
    Trims pencerahannya…

  9. Sedih banget kalau ada remaja yg tawuran. Apalagi anakku udah pra remaja, jadi deg-degan, semoga dia tetap bisa jaga diri.

    Literasi kewarganegaraan ini penting banget ya dan harus diajarkan mulai dari rumah, jangan pasrah aja ama sekolah.

  10. Dalam lingkup keluarga, perlunya memahami perannya masing-masing dengan literasi kewargaan ini. Biar bisa saling memahami satu sama lain ya

  11. Menarik. Boleh request tulisan nggak, Mbak? Tentang hak dan kewajiban anggota keluarga yang di mata masyarakat disebut tidak lengkap (tidak ada ayah atau ibu), atau jika ayah sebagai kepala keluarga ternyata tidak bekerja.

  12. Iya, suka sedih dan bertanya-tanya sendiri, kenapa ya anak muda pada suka tawuran. Ternyata lagi-lagi karena literasinya kurang, terutama literasi kewargaannya. Duh banyak tugas Indonesia ini untuk mengatasi rendahnya literasi anak bangsa.

  13. Saya setuju, literasi kewargaan seharusnya diajarkan sejak dini di keluarga. Ini membantu anak-anak memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta pentingnya berpartisipasi dalam masyarakat.

  14. Saat ini banyak banget anggota keluarga yang nggak memahami antara hak dan kewajiban. Yah kebanyakan sih pura-pura lupa sama kewajiban sih. Giliran hak aja kudu dicepetin.

  15. Saya baru tahu ada literasi kewargaan. Tapi sangat bagus, agar setiap orang posisinya masing-masing. Terus memnag harus diterapkan sejak awal dari dalam keluarga. Jadi Saat keluar rumah, anak sudah paham posisinya.

  16. Biasanya sih ada pembagian tugas sesuai proporsinya di tiap keluarga. Yg penting dahulukan kewajiban dulu sebelum menuntut hak. Itu yg selalu diajarkan org tua kepadaku dan adik2ku.

    Pokoknya kita semua di rumah saling bantu membantu ekonomi keluarga deh. Biar kita keluarga kecil, yg pntg komunikasi ttp jalan sehingga akan terlihat harmonis sepanjang wkt.

  17. pentingnya mengetahui literasi kewargan agar masing2 anggota keluarga memahami hak dan kewajibannya masing2 agar terbentuk keluarga yang harmonis

  18. saya mulai mengenalkan pembagian tugas saat anak memasuki jenjang SD, seperti saat ini, si sulung kebagian menyapu dan melap bergantian dengan anak tengah, selain itu anak sulung juga mempunyai kewajiban memasak nasi, perlahan mengenalkan tentang tanggung jawab sekaligus keterampilan hidup apalagi anak sulung sudah kelas 5 SD

  19. Wah seru juga nih belajar tentang literasi kewargaan kayak gini, jadinya kita bisa mengenalkan peran masing-masing di rumah pada anak, supaya anak paham dan mengerti tugasnya dengan baik.

  20. Akhir akhir ini sering mendengar adanya gesekan di masyarakat, salah satu sebabnya adalah adanya orang orang yang menjadi “si paling berhak” namun melupakan kewajibannya untuk pribadi yang lain..

  21. Wah, baru ada yang namanya literasi kewargaan. Hak dan kewajiban dalam keluarga harus bisa berjalan seimbang dan beriringan untuk menciptakan keluar yang harmonis. Penting sekali dari masing-masing anggota keluarga untuk mengetahui perannya masing-masing.

  22. literasi kewargana juga bisa disesuaikan dengan value keluarganya sih menurutku dengan basic literasi kewargaan diatas. karena pemahaman setiap keluarga saya yakin berbeda juga termasuk valuenya, seperti tanggung jawab suami-istri.

  23. Ketika menikah, otomatis semuanya berubah yaa..
    Aku jadi inget pelajaran sosiologi. Semua dalam hidup ini perlu sekali memahami hak dan kewajibannya agar kehidupan bisa seimbang dan teratur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

catcilku.com

Hai selamat datang di blog catcilku. Blog ini adalah catatan kecilku untuk saling berbagi macam-macam cerita dan cita. Semoga bermanfaat

- Titi Bdy -

PROGRAM
Peserta BRT Network Growth Organic Periode April - Agustus 2024
KOMUNITAS

Copyright ©dinti 2024 | All Rights Reserved