Saya suka bertanya-tanya sendiri soal literasi. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh orang tua. Agar anaknya di rumah memiliki literasi. Apakah sudah ada budaya literasi di rumah? Bisakah dibangun budaya literasi di rumah?
Literasi adalah bagian dari pendidikan. Kalau menurut saya pribadi, hakikat keduanya adalah sama. Karena pada keduanya ada proses pengajaran. Dalam rangka mengubah sikap dan tata laku seseorang (manusia).
Sama-sama mengupayakan agar seseorang memiliki keterampilan. Serta kemampuan yang diinginkan atau dibutuhkan. Mulai dari kemampuan dasar membaca dan menulis. Dilanjutkan dengan kemampuan berbicara dan berhitung.
Kesemua literasi tersebut berfungsi untuk memecahkan masalah. Dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Bisa dibaca pada tulisan sebelumnya mengenal istilah literasi.
Pendidikan adalah tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Namun hingga kini banyak orang tua yang belum paham. Malah menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah. Bahkan abai tentang pendidikan anaknya.
Padahal, pendidikan tidak boleh dilepaskan dari pantauan orang tua. Setiap perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua harus tahu dan terlibat. Diantara bentuk keterlibatan adalah memberikan literasi di rumah.
Budaya Literasi
Tidak terlalu sulit untuk membangun budaya literasi di rumah. Hanya butuh kesadaran dan kemauan dari orang tua. Semua dimulai dari orang tua dan dari rumah. Kemudian dilakukan terus menerus sepanjang hayat. Hingga menjadi kebiasaan.
Mulai dari Orang Tua
Betul, orang tua yang memulai berliterasi lebih dulu. Baru bisa membudayakan literasi di rumah. Kalau sudah disebut orang tua, maka suami istri. Tidak bisa hanya salah satu. Apapun alasannya, entah karena kerja atau lainnya.
Orang tua harus punya kesadaran bahwa dirinya sendiri. Juga butuh literasi, supaya lebih terampil. Salah satunya memperkaya literasi soal parenting. Bagaimana dirinya menjadi orang tua. Memiliki tugas mendidik anak dengan baik.
Literasi dan pendidikan anak adalah tanggung jawab berdua. Karenanya, suami dan istri bisa bekerja sama. Supaya ringan dalam membangun budaya literasi. Jangan membebankan kepada suami atau ke istri saja.
Bila orang tua sudah memiliki pemahaman. Bahwa literasi penting bagi setiap orang. Maka akan dengan mudah menyiapkan program literasi untuk anak. Kemudian membudayakan kegiatan literasi di rumah.
Sesuaikan dengan Kebutuhan
Apa saja literasi yang diberikan di rumah? Orang tua dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Anak pun perlu dilibatkan, dalam menyiapkannya. Mungkin saja, anak membutuhkan satu literasi. Karena ingin memiliki kemampuan di satu bidang tersebut.
Seperti sudah kita ketahui bersama. Kalau literasi tidak terbatas hanya membaca dan menulis. Namun berbagai bidang keilmuan, dapat dijadikan sumber literasi. Seperti kebudayaan, etika, teknologi, digital, wisata, dan sebagainya.
Dengan begitu anak akan dengan suka cita melakukannya. Orang tua pun jadi tahu, kebutuhan anaknya. Jadi tidak ada yang merasa terpaksa. Dari sini akan tercipta komunikasi. Bahkan hubungan orang tua dan anak bisa jadi lebih dekat.
Contohnya: saat anak berada di usia pra sekolah, 3-6 tahun. Tentu literasi yang diberikan untuk menunjang tumbuh kembang anak. Orang tua dapat memberikan literasi membaca dan menulis. Caranya dengan melakukan praktek read aloud saat membacakan buku.
Saat membaca untuk anak, orang tua harus mengeluarkan suara. Dari aktivitas ini anak akan mulai belajar mendengar. Bahkan mereka merekam kalimat yang didengar. Dengan begitu kosa kata akan bertambah banyak.
Manfaatnya, dapat mempercepat anak untuk bicara dengan jelas. Anak juga merasa dekat secara fisik. Serta dapat merasakan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Apalagi, jika orang tua mampu memberikan ekspresi. Lalu bergaya mengikuti cerita yang dibacanya.
Sediakan Ruangan Literasi
Bila memungkinkan, idealnya orang tua dapat menyediakan ruangan. Khusus dipergunakan sebagai ruang literasi. Namun bila tidak ada dan cukup merepotkan. Biasakan saja di satu tempat di rumah. Untuk beraktivitas literasi, seperti membaca, dan menulis.

Atau bisa pula digunakan saat mengoperasikan teknologi dan digital. Jadi anak dan anggota keluarga akan terbiasa. Satu tempat itu memang untuk melakukan aktivitas literasi. Usahakan tempatnya jangan sering diubah, agar terjadi pembiasaan.
Ruang literasi tidak terbatas pada sebuah tempat (ruangan). Karena berliterasi bisa dilakukan di mana saja. Anda dapat memberikan literasi kepada anak di jalan, di kendaraan, dan sebagainya.
Sediakan Waktu Khusus
Bila ada keterbatasan dengan ruangan di rumah. Masih tetap bisa diusahakan budaya literasi dilakukan. Caranya dengan menyediakan waktu khusus untuk literasi. Misalnya waktu untuk pergi wisata literasi ke perpustakaan.
Atau sediakan waktu khusus untuk menonton film. Saat nonton, orang tua sebaiknya mendampingi anak. Agar selesai nonton dapat dilanjutkan berdiskusi santai. Antara orang tua dengan anak.
Membahas isi dari film yang baru saja ditonton. Jangan lupa, dari film dapat diambil hikmah dan pelajarannya. Karenanya pilih film yang menghibur sekaligus mendidik. Literasi budaya dan kewaargaan bisa diambil dari film yang baik. Bahkan banyak literasi lainnya.
Lakukan Terus Menerus
Membudayakan literasi tidak dapat dilakukan hanya sesekali. Tapi harus dilakukan terus menerus. Sepanjang hidup, yang berarti long life education. Tentu saja mulai dari sedikit, kelak menjadi bukit.
Mulai saja dulu dari kita sebagai orang tua. Penuhi diri dengan literasi yang baik dan terbaru. Sesuaikan dengan kebutuhan dan zamannya. Hingga pada waktunya nanti, dapat dituang kepada anak. Bahkan ke lingkungan di sekitar rumah.
Tidak ada salahnya kan, kita berbagi. Berbagi kan tidak hanya dalam bentuk barang berwujud. Namun bisa dalam bentuk tidak berwujud seperti ilmu dan literasi yang dimiliki. Minimalnya berbagi budaya literasi yang sudah dilakukan di rumah.
Jadi gimana? Apakah Anda sudah siap membudayakan literasi di rumah? Yuk berbagi cerita di kolom komentar.
25 Tanggapan
sebelum mengajak anak-anak untuk giat membaca buku, orang tua harus yang memberikan contoh terlebih dahulu. Aku juga punya impian nih, punya ruangan yang khusus untuk baca
Sejak kecil aku suka baca karena alhamdulillah papaku juga suka baca dan sering ajak aku ke toko buku. Tapi jujur sih, menerapkan budaya membaca ke anak di jaman digital ini emang rasa susah yaaa.. Kita sebagai orang tua harus pinter pinter atur siasat supaya anak bisa lebih suka buku dibanding gadgetnya yaaa
Saya bukan ibu bekerja, full di rumah tapi memng agak susah ya meluangkan waktu dengan anak. Apalagi, anak kedua saya sedang aktif2nya. namun, saya selalu usahakan habis magrib itu fokus ke anak pertama saya. Mengaji, belajar baca, berhitung dll. Memang bener ya, kunci dari literasi itu ya harus ada peran serta orang tua juga.
Membangun kesadaran dan kemauan orang tua ini yang sulit mbak, kecuali bagi orang tua yang paham betul pentingnya literasi bagi anak-anaknya. Memberikan teladan secara terus menerus dan konsisten, ini berat kalau tak disertai niat yang kuat.
Semoga makin banyak orang tua yang melatih anak-anaknya membiasakan budaya literasi di rumah
Kalau antara suami dan diriku, aku termausk masih suka membaca. Kayaknya kebiasaan literasi anakku menurun dari aku. Hehhe. Awalnya aku sediakan sudut membaca tapi kayaknya jadinya membaca di mana saja. Hanya saja memang ada buku dimana mana. Tak hanya di sudut ruangan tertentu
Yes mak..setuju banget nih kalau edukasi tentang literasi tuh dimulai dari rumah.. Apalagi sekarang anak-anak sudah terbiasa dengan HP dan beragam bahasa yang menurut kita gak sopan ..
Setuju. Gerbang pertama harusnya dari rumah. Gak perlu ribet juga punya perpustakaan khusus. Tapi, bisa dimulai dengan memberikan contoh kalau orangtua juga memiliki literasi yang baik. Biasanya anak akan mencontoh.
Saya masih sebatas membacakan buku untuk anak2 aja. Ga kepikiran buat bahas film bareng anak2. Seru juga kayaknya diskusi bareng anak. Boleh nih kapan2 dicoba
Keponakanku balita mulai sekolah TPQ. Jadi sekarang kalau baca ya read aloud. Bapaknya kalau ngaji juga keras. Jadi anaknya ikut semangat. Next literasi apa pun kudu ditulari dengan baik. Itu juga bagian tanggung jawab kita sebagai orang tua
Pendidikan anak itu tanggung jawab bersama, antara orang tua dan guru. Untuk edukasi literasi juga tidak cukup dari sekolah saja, justru dari rumah, kebiasaan membaca itu harus dibiasakan.
Budaya literasi jaman now ngeri ngeri sedap ya mbak. karena diajarkan melalui gadget
Untunglah anak-anak masih lahir di era “setengah” belum gadget banget gitu, kayak para keponakan kecil yang akrab dengan aplikasi timbang literasi. Tantangan untuk para ortunya,. daku ijin share ke adik-adik dan para sepupu ya tulisannya
Membiasakan anak suka membaca memang perlu diterapkan sejak dini. Berhubung sekarang ini pengaruh gadget cukup besar buat anak. Orang tua pun perlu ikut membiasakan kebiasaan baik tentang literasi pada anak
Iya ya, Literasi itu bukan cuma tentang membaca, tapi tentang memahami suatu bidang keilmuan.
Tapi ya awalnya pasti dari kebiasaan membaca juga sih. Dengan suka membaca, anak bisa memenuhi rasa penasarannya soalnya ya
membaca buku dengan bersuara, manfaatnya memang bagus ya kak
jadinya si pendengar maupun yang membacakan, sama-sama mendapatkan manfaatnya, apalagi buat si kecil kan
Aku sepakat banget ini memulai itu memang harus dari rumah dan terutama dari orang tuanya dulu. Termasuk soal literasi ini ya, jadi kita memang membiasakan anaknya juga sudah mengenal literasi dari rumah sebelum nantinya mereka siap menghadapi pembelajaran di sekolah atau masyarakat.
Kayanya aku mulai gak konsisten menerapkan literasi ini di rumah semenjak anak-anak masuk SD.
Kudunya dibuat program yang lebih menarik dan fun yaa…
Mau minta tipsnya ke ka Titiii…hihii, syapa tau punya program literasi untuk anak pra-remaja.
Setuju banget budaya literasi harus dimulai dari rumah dan dimulai dr ayah dan ibu kalo tanpa contoh dipasstikan anak2 akan terbiasa. Alhamdbulilah di rumah ada 1 sudut yg kami siapkan utk jadi mini library dan krn aku sama suami suka baca tanpa disuruh pun anak2 ngikut
menanamkan kebiasaan literasi terutama literasi membaca memang ga bisa instan. malah dari si ibu mengandung kebiasaan itu perlu di bangun. jadi contoh juga menurutku penting banget. karena anak-anak suka banget niru kebiasaan orangtuanya.
Aktivitas literasi seperti membaca cerita, menulis, atau menciptakan cerita sendiri akan merangsang kreativitas dan imajinasi anggota keluarga. Anak-anak akan belajar untuk mengembangkan ide, mengekspresikan pemikiran, dan menciptakan dunia khayalannya sendiri yang baik untuk tumbuh kembang seorang anak. Setuju banget budaya literasi dimulai dari rumah dari orang tua memberi contoh pada anak-anaknya
Bisa kok bikin budaya literasi di rumah misalnya bikin perpustakaan kecil yang berisi buku-buku pengetahuan, jadi ketika anak akan membaca sdh ada bahan bacaannya
Huhu ini nih nih budaya yang di rumah perlahan-lahan makin luntur. Dulu seisi rumah pada seneng baca. Termasuk anak-anak. Karena aku dulu rajin baca dan senang beli buku. Sekarang makin berkurang. Iya kayaknya, aku dulu nih yang kudu jadi teladan. Kudu mulai lagi nih. 🙁
Kemampuan literasi menjadi indikator penting dalam pengembangan SDM
Makannya penting banget memupuk budaya literasi sejak dini, dimulai dari rumah ya
Budaya literasi memang perlu banget diterapkan sejak lingkungan terdekat, yakni keluarga ya, Mak. Seperti read aloud yang berdampak positif terhadap perkembangan bahasa anak.
Pastinya orang tua kudu jadi contoh ya
Bahkan kalau perlu anak anak gak perlu diajak
Dia akan ikut pelan-pelan karena kebiasaan ibunya
Berasa banget lho kebiasaan orangtua itu menular ke anak. Aku yang dibesarkan dengan melihat papaku sering duduk bersantai sambil memangku buku bacaan, jadi terbawa nih sampai sekarang. Memang ya, apapun hal yang baik yang ingin diterapkan di rumah, termasuk meningkatkan literasi itu, butuh dicontohkan dan diperlihatkan betapa melakukan hal itu tuh seru.