Kemarin tanggal 14 November 2023, setelah sholat Ashar saya dijemput seorang teman. Kira-kira pukul 15.40 WIB. Sebenarnya agak malas untuk keluar rumah di sore hari. Seperti terburu-buru karena sudah mau Magrib. Karena berhubungan dengan masalah dana dan kemanusiaan. Jadi ya jalan, walau tidak sempat mandi sore 😅. Pede sajalah, yang penting sudah semprot sana semprot sini. Jadi masih aman lah ya, semoga.Â
Ke Kantor Pusat Baznas
Tujuan kami adalah ke kantor pusat Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Beralamatkan di jalan Matraman Raya. Karena kemarin tanggal genap, sementara mobil yang kami tunggangi bernomor polisi ganjil. Jadi kami harus blusukan menghindari kawasan ganjil genap (gage). Sebenarnya bisa lewat jalan Kayumanis, hanya saja khawatir macet. Sebab harus melewati pintu perlintasan kereta api. Biasanya kalau sore hari akan macet, karena banyak kereta yang lewat. Sudah begitu jalannya kecil ditambah ada simpang lima. Semua kendaraan yang berasal dari kelima ruas jalan tersebut ingin melewati perlintasan kereta api. Kebayang dong gimana semrawutnya itu jalan.
Untuk lebih amannya kami memilih rute lain, yakni melewati belakang pasar Pramuka, kemudian tembus di jalan Penegak, Tegalan (seberang toko buku gramedia). Barulah perjalanan dilanjutkan melalui jalan raya Matraman langsung ke Baznas. Alhamdulillah arus lalu lintas sore di jalan Matraman Raya ramai lancar. Perjalanan tidak sampai tiga puluh menit, bila lancar dan tidak blusukan. Entah, pertemuan kami dalam rangka penyerahan bantuan kemanusiaan mewakili Share Edu Indonesia dijadwalkan jam berapa. Saya tidak menanyakannya ke teman yang mengajak. Hanya diinfokan kalau kami masih akan menunggu seorang teman lagi.
Kami tiba lebih dulu di kantor pusat Baznas. Teman satu lagi yang akan ikut menghadiri pertemuan belum datang. Akhirnya kami berdua masuk lebih dulu dan bertemu petugas Baznas. Di sebuah ruang pertemuan kami menunggu dan ngobrol. Dengan petugas yang bernama Pak Haris dari bagian UPZ.
Tentu saja obrolannya tidak jauh-jauh dari soal bantuan kemanusiaan. Kali ini soal bantuan yang berasal dari rakyat Indonesia. Diberikan kepada rakyat Palestina. Seperti sudah diberitakan di berbagai media massa yang ada.Â
Perjalanan Bantuan Kemanusiaan
Bagaimana perjalanan dari bantuan kemanusiaan tersebut tersendat bahkan tertahan. Bantuan tahap pertama, dari tiga tahap yang direncanakan tersebut. Dikirim menggunakan pesawat hercules milik TNI. Lalu dilanjutkan menggunakan truk-truk melewati jalur darat melalui Mesir. Koordinasi terus menerus dilakukan antara Baznas yang dibantu oleh pemerintah Indonesia. Dengan pihak pemerintah Mesir, badan amil zakat di Mesir, dan penjajah israel. Untuk mengawal perjalanan dari bantuan kemanusiaan tersebut. Bila tidak demikian maka kendaraan apapun akan dianggap mengangkut anggota Hamas. Konsekuensinya sudah pasti akan dibom oleh penjajah israel. Alhamdulillah, akhirnya bantuan dari rakyat Indonesia sampai juga ke rakyat Palestina.Â
Baznas Mengumpulkan Bantuan Kemanusiaan dan Menyalurkannya ke Palestina
Sudah menjadi tugas dari Baznas untuk mengumpulkan zakat, infaq, dan sedekah dari masyarakat tingkat nasional. Sesuai dengan Keputusan Presiden RI No. 8 tahun 2001. Untuk kesempatan kali ini, tugas dan kesibukan dari Baznas bertambah. Selain tugas utamanya, sekarang ini Baznas mengumpulkan bantuan kemanusiaan dan menyalurkannya ke Palestina. Dalam rangka penyaluran bantuan tersebutlah kami datang ke Baznas hari Selasa kemarin.
Mewakili Share Edu Indonesia
Kami bertiga mewakili Share Edu Indonesia, sebuah perkumpulan dari para pegiat pendidikan di seluruh Indonesia. Untuk menyampaikan titipan dana yang berhasil kami kumpulkan dari para anggota. Sebagai bantuan kemanusiaan kepada Palestina. Melalui Baznas, sebagai lembaga resmi milik pemerintah. Sehingga kami yakin bantuan pasti akan tersampaikan ke rakyat Palestina, insyaallah. Sebab dalam kondisi perang, kalau tidak mau disebut pembantaian (genocide) di Palestina. Akan sulit bantuan tersalurkan kalau tidak mendapatkan bantuan pengawalan dari pemerintah.
Saat masih menunggu satu orang teman lagi. Kami berdua diajak melihat langsung proses pengepakan bantuan-bantuan. Yang diamanahkan oleh masyarakat, instansi pemerintah, perusahaan kepada Baznas. Untuk kemudian disalurkan kepada rakyat Palestina, yang saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Semoga Allah SWT. menjaga mereka semua, aamiin. Proses pengepakan berada di lantai basement, di bagian belakang samping dari gedung kantor pusat Baznas. Dengan menggunakan lift kami turun dari ruang pertemuan yang berada di lantai dua.Â
Proses Pengemasan Bantuan
Oh iya, selain uang, Baznas juga menerima bantuan berupa barang untuk disalurkan ke Palestina. Saat kami sampai di basement, hampir selesai para petugas di bagian pengemasan. Mengemas bantuan-bantuan yang diberikan berupa barang. Seperti kruk, obat-obatan, selimut, makanan kering dan tahan lama. Berbagai barang tersebut dikemas dalam wadah karung, dus karton, kontainer plastik. Selanjutnya diletakan di atas palet untuk kemudian di-wrapping menggunakan plastic wrapping berukuran besar. Sambil diberikan label bertuliskan Indonesian Aid for Palestinian. Lengkap dengan bendera Indonesia (merah putih), bendera Palestina (merah, putih, hijau, hitam), logo Baznas, dan logo instansi pemberi bantuan.
Sebagian bantuan yang sudah dikemas rapi dan siap. Sudah ada yang mulai diangkut menggunakan forklift. Dimasukkan ke dalam truk kontainer yang memang sudah menunggu. Sejak kami baru tiba, kedua truk kontainer 40 feet tersebut memang sudah terparkir di depan gedung Baznas. Bantuan-bantuan berupa barang kali ini termasuk pada pengiriman tahap kedua. Akan dikirim ke Palestina menggunakan kapal laut. Saya lupa menanyakan, pengiriman tahap kedua ini menggunakan kapal milik TNI seperti pengiriman tahap pertama atau kapal sewa.Â
Penyerahan Bantuan Kemanusiaan Melalui Baznas
Sampai kami selesai diajak melihat proses pengemasan. Kemudian kembali ke ruang pertemuan. Satu orang teman yang ditunggu belum juga datang dan tidak ada kabarnya. Sementara waktu terus berjalan dan jarum jam ikut bergeser. Akhirnya diputuskan penyerahan bantuan secara simbolik akan dilakukan. Karena uangnya sudah diserahkan melalui transfer antar rekening. Kami pun diajak untuk turun kembali ke lantai dasar Kantor Pusat Baznas.
Bertempat di lobi gedung, dengan latar belakang logo Baznas berukuran besar. Berupa gambar lambang negara garuda. Di bawahnya bertuliskan BAZNAS, berwarna hijau. Serta di bawahnya ada tulisan Badan Amil Zakat Nasional, berwarna hitam. Kami pun melakukan penyerahan bantuan kemanusiaan mewakili Share Edu Indonesia. Sambil memegang kertas karton peraga, bertuliskan Infak Kemanusiaan Palestina Share Edu Indonesia. Dilanjut dengan pengambilan foto, sebagai dokumentasi dan pelaporan. Setelah selesai, kami pun pamit pulang.
Dengan adanya peraturan gage, membuat kami resah dan bingung. Ingin melalui jalan mana untuk pulang. Sudah begitu rumah kami berdua pun berbeda wilayah. Satu di Utan Kayu sementara satunya lagi di Duren Sawit. Akhirnya kami harus bermacet-macetan di jalan. Memutar, lewat Matraman lalu belok ke kiri. Menuju depan stasiun Manggarai melalui jalan tambak. Bukannya diturunkan di jalan supaya saya bisa pulang sendiri. Malah dibawa ke arah Klender, untuk diajak makan nasi uduk 😊. Alhamdulillah.