Hari ini Pilkada serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Sebagai rakyat harus tahu nih tip cerdas sebagai pemilih. Sehingga saat menjatuhkan pilihan kepada salah satu calon. Tidak akan mengalami boncos untuk lima tahun ke depan.
Untuk kepentingan PEMILU dan PILKADA. Biasanya pemerintah menetapkan hari pencoblosan sebagai libur nasional. Senang dong dapat tambahan hari libur. Tapi jujur, untuk melakukan pencoblosan kurang senang.
Alasannya, karena dari tiga pasang calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur yang ada. Semuanya belum memenuhi kriteria pemimpin yang saya harapkan. Diantaranya muslim, ganteng eh, cerdas, dan amanah.
Iya, memang tiga pasang Cagub dan Cawagub sekarang. Semuanya muslim dan ganteng-ganteng. Tapi belum ada yang bisa menarik hati. kalaupun harus memilih. Hanya sebagai penggugur kewajiban sebagai warga dan rakyat.
Inilah nasib sebagai rakyat di sebuah negeri yang menerapkan sistem demokrasi. Tetap harus membuat pilihan dari calon yang ada. Kalau tanpa arahan dari yang lebih memiliki ilmunya. Tentu akan membuat bingung dan terasa menyulitkan.
Prinsip dan Sifat dalam Pemilihan
Sebenarnya panduan dalam pemilihan sudah ada. Malah sudah menjadi pengetahuan umum. Dimana saat pemilihan harus memenuhi prinsip JURDIL (Jujur dan Adil). Serta bersifat LUBER (Langsung Umum Bebas dan Rahasia).
Sejak SD di akhir tahun 80-an saya sudah sering dengar keduanya. Walau belum mengerti yang dimaksud. Karena memang belum memenuhi usia yang berhak untuk memilih. Tapi saat itu saya merasakan JURDIL dan LUBER digaungkan sekali.
Meskipun dalam pelaksanaannya, sudah sama-sama diketahui. Jauh dari prinsip dan sifat yang harus dipenuhi. Terlebih soal kejujuran yang seharusnya dilakukan oleh para calon. Apalagi mengharapkan keadilan akan dilakukan.
Pada akhirnya, sering terdengar suara-suara dari rakyat. “Namanya juga politik, segala cara dilakukan. Untuk mendapatkan kekuasaan yang diinginkan.” Menyuarakan protes dan kekecewaannya, tanpa bisa berbuat banyak.
Rakyat Harus Cerdas
Ujungnya, rakyat juga yang dituntut harus cerdas. Di saat akan ada pesta demokrasi. Baik saat PEMILU memilih partai politik, Presiden, dan Wakil Presiden. Maupun di waktu PILKADA untuk memilih pemimpin setingkat Gubernur atau Bupati.
Sebab nasib negara dan kota tempat kita tinggal. Selama lima tahun ke depan akan ditentukan oleh pilihan. Yang dibuat oleh pemilih saat pencoblosan. Ketika berada di dalam bilik suara. Satu suara begitu berarti untuk nasib jutaan rakyat di negara ini.
Tip Cerdas sebagai Pemilih untuk Menentukan Pilihan
Supaya suara kita bermanfaat untuk lima tahun mendatang. Maka dituntut untuk cerdas memilih satu calon. Dari calon-calon yang ada dan ditawarkan. Simak beberapa tip cerdas sebagai pemilih untuk menentukan pilihan, berikut:
Kenali Orangnya
Layaknya memilih calon pasangan hidup (suami/istri). Di mana harus melihat bibit bebet bobot. Maka memilih calon pemimpin pun sama. Kita harus bisa mengenali siapa orang/calonnya. Jangan sampai kejadian lagi seperti pengalaman sepuluh tahun yang lalu, eh.
Namanya
Dari sebuah nama kita bisa melihat rekam jejaknya. Ini yang paling mudah, terlebih di era digital sekarang. Hampir semua orang memiliki akun media sosial. Bisa tahu apa agamanya, siapa keluarga besar (keturunannya), lulusan dari sekolah dan universitas mana saja.
Apa saja karya yang sudah dihasilkannya. Yang terpenting adalah bagaimana cara berpikir dan apa pandangan serta prinsip hidupnya. Itu akan memudahkan kita mengenalinya serta bisa dijadikan referensi apakah calon ini layak dipilih.
Asal Partai dan Partai Pendukung
Karena sistem demokrasi di Indonesia berdasarkan partai politik. Maka penting bagi rakyat untuk memilih calon. Yang berasal dari partai yang memang benar-benar memperjuangkan rakyat (konstituen). Bukan rakyat hanya dijadikan budak pemberi suara saja.
Memang dalam pilkada Jakarta sekarang ada tiga calon. Salah satu calonnya berasal dari non partai (independent). Kita hargai mereka, yang sudah berani berjuang secara mandiri. Tanpa dukungan partai politik. Sebagai pemberi warna dan memberikan banyak pilihan kepada rakyat.
Namun menurut saya pribadi akan berat untuk memenangkan persaingan. Baik saat pemilihan. Maupun ketika telah menang. Karena tidak ada satupun partai yang mendukung. Kecuali ada kejadian luar biasa yang dapat merubahnya. Sistem demokrasi kita, yang tidak dari partai politik.
Minta Referensi
Bila belum cukup dari mengenali orangnya. Maka kita sebagai pemilih yang cerdas dapat meminta referensi. Tentu saja dari orang-orang yang lebih mengerti tentang demokrasi, politik, dan negara. Tujuannya supaya tidak salah pilih.
Jangan sampai seperti istilah ‘membeli kucing dalam karung’. Tidak tahu jenis/ras bentuk, warna, dan sebagainya dari kucing yang akan dibeli. Karena kucingnya berada dalam karung yang tidak tembus pandang.
Referensi bisa didapatkan dari orang terdekat, guru, atau ustadz/ah. Setelah mendapatkan referensi tinggal kita renungkan kembali. Apa sudah sesuai dengan kriteria pemimpin yang diharapkan?
Jadi gimana menurut Anda? semoga tip cerdas sebagai pemilih untuk menentukan pilihan bisa bermanfaat. Tidak hanya untuk PILKADA serentak kali ini. Tapi bisa digunakan untuk memilih pemimpin di kemudian hari.
PILKADA Jakarta
Hari ini Rabu, 27 November 2024 di Jakarta. Sama seperti kota lainnya di seluruh Indonesia. Mengadakan pemilihan Kepala Daerah. Seluruh warga yang telah memiliki hak suara, berhak memilih. Salah satu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Sama seperti warga lainnya, saya dan keluarga pun melakukan kewajiban. Mencoblos salah satu pasang calon. Namun seperti yang sudah diceritakan di awal. Saya kurang antusias dan tidak senang.
Jelang pukul 09.00 saya dan Ibu sudah bersiap-siap. Suami seperti biasa sudah pergi lebih dulu. Karena menjadi panitia dari salah satu pasang calon. Tidak seperti biasanya, saya tidak dikintili satu anak pun. Sebab putri kecil sudah punya janji.
Ingin berenang dengan teman-teman sekolahnya. Di kolam renang yang tidak jauh dari rumah. Letaknya berada di belakang sebuah minimarket. Jadi ketika ditawari untuk ikut ke TPS. Dengan cepat menolaknya.
Mungkin khawatir kalau ikut akan lama dan bisa membatalkan acara renangnya. Padahal biasanya dia yang paling semangat untuk ikut ke TPS. Berebut dengan kedua kakaknya. Seperti saat pemilihan Presiden beberapa bulan lalu.
Atau beberapa kali PEMILU dan PILKADA sebelumnya. Alasannya supaya bisa ikut menempelkan jarinya ke jari saya. Supaya terkena tinta biru. Jadi bisa buat bahan seru-seruan dengan teman di sekolahnya. Ah, tahun bergulir dengan cepatnya.
Membawa mereka menjadi lebih besar. Seiring bertambahnya usia kami semua. Kini saya sudah mulai merindukan tingkah ketiga anak yang berebutan itu. Benarlah apa yang seorang teman pernah ucapkan, yaitu:
“Kelak kita akan merindukan teriakan, tangisan, keributan, dan keberisikan anak-anak di rumah.”
Saya memboncengi Ibu menuju TPS. Letaknya berbeda dengan TPS saat PEMILU dan PILKADA sebelumnya. Biasanya hanya beberapa langkah kaki saja dari rumah. Pernah nyoblos di TPS yang berada di depan rumah persis dan di kantor Rukun Warga (RW)
Kali ini menuju ke lokasi TPS tempat menyoblos sesuai undangan. Langkahnya harus dua kali lipatnya. Untuk memudahkan Ibu yang sudah sulit bila berjalan kaki jauh. Maka kami berdua pun berboncengan. Tidak sampai lima menit sudah sampai di tempat.
Sepi, saat kami memasuki TPS yang berada di tengah jalan ini. Tidak ada satu pun calon pemilih yang sedang menunggu giliran. Hanya ada para petugas yang berada di tempatnya masing-masing. Jadi kami langsung dipanggil tanpa sempat duduk menunggu.
Di dalam bilik, Ibu sempat bertanya siapa yang akan dipilih. Tanpa menghiraukan referensi yang saya berikan. Beliau malah menunjukkan pilihannya (sudah punya pendapat sendiri). Karena mendengar kasus viral yang dilakukan Cagub dan Cawagub. Di masa kampanye kemarin itu, hehe.
Jadi siapa yang menang dan akan menjadi Gubernur DKI Jakarta yang baru? Ketika tulisan ini ditayangkan, sudah bisa dilihat dari hitungan cepat. Yang dikeluarkan oleh media daring maupun di televisi. Siapa yang menjadi pemenang sesungguhnya? tentu tetap menunggu hasil hitung resmi yang dikeluarkan KPU.
Sesungguhnya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kali ini memang sudah tertulis di lauh mahfuz. Jadi sebagai rakyat dan warga Jakarta jangan bermusuhan ya. Siapapun yang menjadi pemenangnya. Yuk tetap bersatu demi Jakarta yang maju dan bahagia warganya.
23 Tanggapan
Makasih udah share tips cerdas jadi pemilih. Cocok banget untuk pemilih pemula yang pastinya bingung. Ya kadang kita yaang udah berumur aja suka bingung ya kan hehehe
Alhamdulillah Pilgub dan pilkada udah selesai ya. Siapapun yg terpilih, yg penting bisa mensejahterakan masyarakat.
Saya kalau pilih calon pemimpin biasanya lihat orang nya langsung. Gak pernah berdasarkan partai.
Mpo perhitungan suara gak lihat. Nyoblos lalu pulang ke rumah kebetulan ada saudara datang. Jadi makan makan di rumah
Saya sejak awal bisa memilih gak pernah mengkultuskan sosok dan partai. Jadi, selalu saya pelajari semuanya. Jadi, siapa pun yang pernah saya pilih, memang karena udah mantap memilihnya.
Agak miris juga pas mantau di X ada beberapa daerah yang gara-gara sogokan ‘minyak sama telor’ eh jadi milih calon yang kureng. Masa iya sih masa depan kota tempat tinggal bisa dibeli sama harga sembako yang ngga nyampe seratus rebu. Tapi ya emang ada! Sebagai pemilih ita beneran harus cerdas, ya karena buat lima tahun ke depan tempat tinggal kita.
Semoga siapapun yg terpilih bisa amanah dalam bekerja membangun negeri , selamat memilih
Sebagai pemilih memang kudu tahu siapa yang dipilih, setidaknya jangan sampai golput. Pilihlah yang sekiranya lebih baik dari berbagai segi. Kita pasti pengen kan dipimpin oleh pemimpin terbaik yang peduli dengan rakyat kecil
Alhamdulillah aku juga sudah nyoblos kemaren di lapangan komplek rumah, abis nyoblos langsung bergentayangan nyari promo makanan karena banyak banget tempat makan yang menawarkan promo nyoblos hahaha, sereceh itu!
Semoga siapa pun pemimpin yang terpilih nanti bisa amanah yah
Alhamdulillah tanggal 27 November lalu daku nyoblos kak, karena harus dong sampai aspirasi. Mau menang atau kalah, itu urusan belakang, yang penting jujur
Alhamdulilah pilkada udah lewat , semoga gebernur dan bupati terpilih dapat menjalankan tugas dengan benar dan baik, memberikan kontribusi positif bagi daerah masing2
Alhamdulillah Pilkada sudah berlangsung dan sekarang tinggal menunggu hasil dari KPU pusat. Apapun hasilnya semoga yang menang menjadi pemimpin yang amanah, aamiin
Alhamdulillah akhirnya selesai juga, moga pemimpin terpilih amanah dan selalu mengutamakan rakyat
Alhamdulillah akhirnya selesai juga, moga pemimpin terpilih amanah dan selalu mengutamakan rakyat aamiin
Dan ketahui sepak terjangnya, minimal 5 tahun ke belakang.
Sepak terjangnya punya record yang bagus apa nggak
Ah iya
Tahun ini, adalah tahun Pilkada serentak ya
Harus tahu siapa yang akan kita pilih
Semoga yg terpilih bisa membuat semuanya lebih baik lagi
Saya datang ke TPS jam 10 pagi juga pas sepi..jadi langsung dipanggil ga pakai antri.
Setuju untuk tetap bersatu demi Jakarta yang maju dan bahagia warganya.
Wah, tipsnya beneran membantu supaya nggak asal pilih. Artikelnya penting banget dibaca, terutama buat pemilih pemula. Terima kasih inspirasinya, Mak!
Agak bingung juga kemarin aku dalam pemilihan walikota nih, sempat galau mau pilih yang mana. Bener banget jadi rakyat harus cerdas & bisa menentukan siapa pilihannya dengan mencari tau infromasi calinnya
Alhamdulillah Pilkada telah usai dan berjalan dengan lancar. Memilih Paslon emang harus cerdas. Karena suara kita akan membawa nasib kota dan provinsi selama 5 tahun ke depan.
Yang paling seru memang pilkada Jakarta deeh.. dari smua daerah.
Karena Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang ketat banget. Dari mulai didukung partai, ada. Paslon yang melalui jalur mandiri pun, ada.
Iih… beneran hasilnya masih bisa berubah-ubah, apalagi cuam quick count.
Tapi bener yaa..
Siapapun pemimpinnya, semoga Allah mudahkan dalam menjalankan amanah yang diemban.
Karena berat banget tanggungjawab menjadi seorang pemimpin.
Terus terang ngelihat pilgub di Jakarta tuh ngeri2 sedap, mbak. Ngebayangin kontroversi di balik kejadian di saat penghitungan suara saat ini. Semoga saja yang terbaik untuk Jakarta dan wilayah2 lain di Indonesia. Insya Allah pemimpin yang terpilih bisa amanah dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadinya.
Sekarang aku golput, karena semuanya sama saja. Pertama kalinya aku golput setelah melihat kondisi perpolitikan Indonesia. Tapi bisa jadi berubah 5 tahun lagi, kalo ada pemimpin yang benar-benar bekerja.
Siapapun yang terpilih, semoga bisa memegang amanah dengan baik ya Mak. Masyarakat bisa lebih sejahtera dan kualitas hidup di daerah masing2 jadi lebih baik