Rupanya belum semua orang memiliki literasi keuangan dengan baik. Terutama soal literasi keuangan memperlakukan uang rupiah dengan baik. Masyarakat masih sering melakukan praktek yang keliru. Dalam berinteraksi dengan uangnya.
Sekitar lima tahun yang lalu, saya terkejut dan kaget. Bahkan sampai bingung harus menjelaskan apa. Saat mendengar cerita seorang ibu yang mengatakan, “Uang recehan di kampung sini sudah tidak laku. Malah suka dibuang-buang.”
Dari obrolan tersebut dapat disimpulkan. Kalau ada sekelompok masyarakat yang memiliki pemahaman keliru. Soal recehan, dalam hal ini uang koin yang dianggap sudah tidak laku. Padahal belum ada pemberitahuan resmi dari pemerintah (Bank Indonesia).
Biasanya Bank Indonesia akan mengeluarkan pengumuman. Kalau akan menarik uang yang telah beredar di masyarakat. Atau saat akan mengeluarkan uang baru. Entah karena nominal, desain, atau ukuran baru.
Bila tidak ada pengumuman, maka uang yang ada dan sudah beredar. Tetap berlaku untuk melakukan transaksi di seluruh Indonesia. Baik uang dengan bahan kertas maupun koin logam. Baik dalam pecahan besar maupun kecil.
Literasi Keuangan Memperlakukan Uang Rupiah dengan Baik
Agar kejadian seperti di atas tidak terjadi lagi di masyarakat. Maka perlu literasi keuangan memperlakukan uang rupiah dengan baik. Karena uang yang beredar dan berlaku di masyarakat. Merupakan simbol dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Cinta
Sebagai bangsa Indonesia, kita patut berbangga dengan adanya uang rupiah. Salah satu wujud mencintai uang rupiah. Berarti mau menggunakan uang rupiah alat pembayaran dan transaksi. Dengan begitu telah turut serta menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
Harus mencintai uang rupiah yang merupakan simbol negara. Dengan menggunakan dan menjaganya. Serta tidak memalsukan rupiah, berarti telah ikut menjaga kedaulatan NKRI. Sekaligus membangun kepercayaan dunia terhadap rupiah.
Tiga cara mewujudkan cinta terhadap rupiah adalah:
Mengenali
Sebagai bagian dari literasi keuangan. Masyarakat harus dapat mengenali uang rupiah kebanggan negeri. Ada berapa banyak pecahan yang tersedia. Dengan aneka ukuran dan desain. Menunjukkan keanekaragaman Indonesia.
Masyarakat pun harus mengenali beberapa ciri dan tanda. Yang disematkan dalam uang kertas. Baik sebagai pengenal juga digunakan untuk pengaman. Agar uang tidak dipalsukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Diantara ciri dan tanda untuk mengenali uang kertas adalah:
- Gambar utama
- Nominal pecahan
- Benang pengaman
- Tanda air
- Kode tuna netra
- Gambar saling isi
- Tulisan mikro
- Gambar tersembunyi
- Hasil cetak yang memendar
- Gambar raster
Merawat dan Menjaga
Setiap warga negara Indonesia wajib merawat dan menjaga uang rupiah. Dengan cara menyimpan uang dengan aman, yaitu:
- Simpan di tempat kering
- Gunakan wadah plastik
- Jauhkan dari tempat yang lembab dan berayap
- Periksa secara berkala
Paham
Paham bahwa uang rupiah memiliki fungsi dalam perekonomian. Memahami kalau rupiah akan berlaku dalam peredaran uang. Menjaga stabilitas ekonomi dan sebagai alat penyimpan nilai kemampuan.
Tiga cara untuk paham terhadap rupiah adalah: mau bertransaksi, berbelanja, dan berhemat.
Bangga
Setiap warga negara harus memiliki rasa bangga menggunakan rupiah. Sebagai perwujudan bahwa masyarakat mampu memahami. Uang rupiah adalah alat pembayaran yang sah. Simbol kedaulatan, identitas bangsa. Serta menjadi alat pemersatu bangsa.
Salah satu bentuk kebanggaan akan menggunakan uang rupiah. Adalah tidak menggunakan mata uang lain atau simbol lain dalam bertransaksi. Karena akan ada ancaman hukuman penjara bagi pelakunya. Seperti yang pernah terjadi beberapa waktu silam.
Di daerah Depok, pernah ada sebuah komunitas. Melakukan transaksi yang menggunakan dirham dan dinar. Walau tidak salah secara agama, namun kegiatan tersebut salah. Menurut hukum yang berlaku di negara hukum Indonesia.
Literasi keuangan memperlakukan uang rupiah dengan baik. Dapat juga dilakukan dengan cara meghargai sekecil apapun nominal uang. Seperti uang rupiah berbentuk koin. Berapapun nilai nominalnya.
Uang rupiah berbentuk koin, yang dikenal dengan recehan. Tetap berlaku di seluruh Indonesia. Selama belum ditarik dari peredaran, oleh pemerintah. Dalam hal ini Bank Indonesia. Jadi tidak akan ada lagi uang koin recehan yang dibuang.
Masyarakat harus tahu kalau uang koin recehan. Walau sudah jarang dipergunakan sebagai transaksi. Karena sudah dianggap “tidak bernilai”. Tetap memiliki nilai dan bermanfaat. Tentu saja dengan cara dikumpulkan dan ditabung.
Daripada uang koin recehannya dibuang. Lebih baik dikumpulkan dan ditabung di sebuah celengan. Bila menabung dalam jangka waktu tertentu. Pasti sudah terkumpul menjadi banyak. Selanjutnya bisa digunakan untuk transaksi.
Memperlakukan uang rupiah dengan baik. Merupakan bagian dari literasi keuangan bagi masyarakat. Karenanya, ada lima hal yang harus dilaksanakan. Agar uang rupiah berbahan kertas tetap terjaga dan terawat dengan baik.
- Jangan dilipat
- Jangan distreples
- Jangam dicoret
- Jangan diremas
- Jangan dibasahi
Ternyata kelima jangan itu, memang harus dilakukan. Oleh setiap orang yang memiliki uang. Agar uang tetap bisa dipergunakan sebagai transaksi dengan layak. Karena bila rusak maka uang tersebut sudah tidak layak edar di tengah masyarakat.
Walau pada dasarnya, uang tersebut masih dapat dan diperbolehkan untuk digunakan sebagai alat transaksi. Masyarakat yang mendapati uang rusak dan tidak layak edar. Dapat menukarkannya di Bank Indonesia. Atau Bank umum yang ada dan beroperasi di seluruh Indonesia.
Jangan lupa untuk berbagi postingan ini. Dengan anak dan orang-orang terdekat Anda ya. Semoga semakin banyak yang tersadarkan. Nantikan postingan seri literasi keuangan berikutnya.
Referensi:
https://www.bi.go.id/id/rupiah/cinta-bangga-paham-rupiah/default.aspx
https://www.hukumonline.com/berita/a/ini-sanksi-bagi-penjual-yang-menolak-pembayaran-pakai-uang-receh-lt57f20234cfe29
25 Tanggapan
Memahami dan menerapkan literasi keuangan merupakan langkah awal untuk mencapai stabilitas dan kemandirian finansial. Dengan memperlakukan uang Rupiah dengan baik, kita dapat mencapai tujuan keuangan dan hidup sejahtera di masa depan.
Loh iya yaaa uang koin ratusan dan dua ratus dianggapnya nggak berlaku, padahal belum ada pengumuman kalau uangnya tidak berlaku. Di minimarket aja masih berlaku, hehe.
Kebanyakan emang belum paham literasi keuangan ya bagaimana cara menjaga uang dengan baik. Apalagi sampai kusut dan ada coretan. Belum lagi kalau robek. Paling sebel kalau dapet kembalian uang sobek. Makanya aku selalu kroscek, kalau nggak layak aku nggak mau nerima biasanya aku minta tuker.
Iya sering kali orang menyepelekan duit receh. Padahal kalo kurang seratus aja, bayar di supermarket nggak bisa. Uang receh kalo ditabung juga akan jadi banyak.
Pernah belanja di warung dan dapat kembalian uang kertas 10 ribu. Sepintas biasa aja. Aku juga nggak ngecek. Pas sampai rumah baru nyadar, uangnya robek dan robekannya disambung pakai robekan uang dua ribu! Uang seperti itu masih bisa ditukar ke bank atau nggak ya?
Saya tim kalau nemu uang receh di rumah suka dikumpulin. Kalau udah banyak kan jadi lumayan, bisa tuh buat beli kuota atau boba. Siapa bilang udah ga laku, ya. Memang harus diluruskan tuh orang-orang yang literasi finansial nya masih keliru
Aku tuh ya, duit receh 100an dan 200an koin aku kumpulin jadi 1000, diiket pakai selotip. Mayan kekumpul…
Lah…baru tahu loh ada komunitas yg transaksinya pakai dirham & dinar. Apa engga repot sendiri sih…
Walaupun dibanding dollar dan mata uang negara lain, kita memang masih ketinggalan, tetap harus bangga dong dengan matauang rupiah.
Wih… literasi keuangan ternyata gak cuma soal gimana mengatur keuangan saja ya. Tapi memperlakuman uang juga masuk ya. Sejauh ini suka sembarangan saya dalam memperlakukan uang. Duh mesti berubah nih.
Orang-orang mungkin sudah sering melakukan cara untuk paham terhadap rupiah. Kita sering bertransaksi dan berbelanja. Cuma memang kadang ada saja yang lupa untuk berhemat. Gimana lagi.
Terimakasih yaa kak, kadang aku tuh menyepelekan “uang receh” akhirnya kadang jatuh pun ya kubiarin, alah ntr jg diambil orang :(( duh bener2 ngga mencerminkan orang yang baik dalam memperlakukan uang hikss
Cara memperlakukan uang rupiah ini memang perlu terus disosialisasikan, biar makin sayang dengan rupiah
Sampai saat ini, saya masih mengumpulkan uang koin dari pecahan 100, 500 dan 1000. Khusus koin 100 buat belanja di minimarket hehehe.
Padahal desain uang indonesia itu sangat bagus sekali. sedih sekali ada yang mengambar-gambari wajah tokoh di uang.
Aku tuh sebel banget kalo lihat uang dijepret, dicoret apalagi lecek ampe ga kelihatan bentuk uangnya. Mau beliin tuh kyk ga enak bgt. Apalagi ada pedagang yg ga mau loh uang kyk gt. Plus klo sobek dikit dan ada selotipnya. Mknya aku lbh suka belanja dan bayar pake QRIS/e-wallet biar ga repot bawa duit cash. Dan kta ga sebel kalo dpt kembalian uang lecek.
Banyak yang belum paham literasi keuangan, makanya uang mereka kusut, coretan, bahkan robek. Kesel banget kan kalau pas dapet kembalian uang sobek
Baru kemarenan nih cerita-cerita sama adek yg punya konter, kalo sering banget dapetin uang rusak, kucel, dll.. Udah gitu dibilangnya kemaren dapet uangnya dari sini, padahal kalo ada uang kekgitu langsung disisihkan. Emang terlihat simpel, tapi buat mengenali Rupiah bisa jadi penting ya, supaya menghargai uang itu sendiri.
Pemahaman masyarakat kita tentang cara memperlakukan uang memang masih minim, ya.
Padahal kalau di negara lain, masyarakatnya memperlakukan uang mereka dengan sangat hati-hati. Jadi tidak ada uang yang terlipat apalagi sampai diremas.
Bener bangett. Pentingnya literasi keuangan, terutama dalam memperlakukan uang rupiah dengan baik, gak bisa dianggap remeh. Dengan mengenali, merawat, dan memahami nilai serta fungsi uang, kita gak hanya menjaga stabilitas ekonomi pribadi, tapi juga turut menghormati simbol negara.
Kalau melihat uang kertas oengennya ditarush di rumah aja atau di dompet saja karena tadi khawatir terlipat. Apalagi kalau terlipat dan nau kita masukkan di mesin atm hntuk setor tunai, jadi tidak lancar kadang.
Ngobrolin literasi keuangan memang harus sampai ke masyarakat oaling bawah dan paling dalam informasinya.
Kalo liat orang luar memperlakukan uang mereka tuh suka mikir “kenapa di Indonesia uang diperlakukan ‘semena-mena’ ya?” Ya dilipat, ya diremas. Padahal kalo liat uang yang bagus gitu seneng loh.
Baru saja tadi siang saya dan anak menemukan uang kertas yg dicorat-coret dan ada bekas tergunting gitu… Literasi cara memperlakukan uang sepertinya memang masih kurang sehingga masih banyak yg merusak uang itu sendiri
Aku sampai sekarang juga masih menyimpan beberapa pecahan uang rupiah didompet. Nggak tau juga kapan mau digunakan.
Kalau ketemu sama uang yang udah rusak karena disteples lah dicoret lah, duh … rasanya rugi banget. Jadi nggak laku juga kan ya. Penting banget belajar merawat uang tuh.
Kalau bukan kita yang cinta rupiah, siapa lagi ya mbak? Saya klo nyimpan uang di dompet, selalu urut pecahannya mulai dari yang terkecil hingga yang terbesaar. Nah klo recehan, masuk ke tempat berbeda karena lumayan berat. Klo beli di warung2 gitu masih kepake loh uang recehan itu dan penjualnya senang klo kita kasih uang pas, termasuk ada recehannya itu tadi.
terima kasih mba sudah memberikan sharing tentang perlakuan uang rupiah ini, mungkin yang sifatnya merusak saya tidak melakukannya namun yang membaca artikel ini saya jadi banyak tahu mengenai perawatannya dan komponen yang ada dalam uang rupiah ini
baru ngeuh kalau di uang itu ada kode tunanetra..berarti aku belum cinta banget sama uang rupiah huhu..dan memang ya kalau sudah cinta itu pasti cara memperlakukannya pun jadi istimewa
Duh iya mba aku paling kesel kalau dapat kembalian uang yang rusak karena sobek atau digambari. Kenapa sih pada usil tangannya