Jelang Ramadan
Kurang dari sepekan Ramadan akan datang, tinggal menghitung hari. Rasa senang sekaligus khawatir saat menanti kedatangannya. Senang, karena di bulan ini ada obral pahala yang sangat besar. Khawatir, bila tidak dapat berjumpa kembali dengan Ramadan. Hanya berharap masih bisa terus bertemu di tahun-tahun berikutnya. Supaya dapat meningkatkan kualitas ibadah.
Seperti tahun lalu, Ramadan kali ini pun masih harus dilalui dalam kondisi pandemi Covid19. Prihatin. Hampir seluruh kegiatan keagamaan di masjid ditiadakan. Tidak ada shalat tarawih, tadarusan, pesantren kilat, dan kajian dilakukan melalui aliran di media sosial. Karena saat itu sedang diberlakukan PSBB. Entah kali ini, apakah masjid akan diperbolehkan mengadakan kegiatan semarak Ramadan?
Ramadan lalu, kegiatan warga seperti tidak ada bedanya. Sementara kegiatan di masjid dilarang, tapi jalan-jalan di perkampungan dan sekitar perumahan tetap ramai. Ngabuburit sambil membawa anak-anak keliling menggunakan sepeda motor di jalanan menjadi pilihan. Sambil mencari takjil untuk buka puasa. Warga seperti tidak takut akan ancaman nyata dari virus yang telah merenggut jutaan jiwa di seluruh dunia. Ya, itu semua memang pilihan, berharap akan tetap selalu sehat dan terhindar dari segala virus penyakit.
Persiapan yang Dilakukan
Tidak ada persiapan yang dilakukan secara khusus jelang Ramadan. Hanya menyiapkan untuk si Puteri kecil yang masih belajar puasa, antara lain:
- Membuat poster sebagai hiasan di rumah atau kamar
Kegiatan ini mulai dilakukan sejak 7 tahun lalu. Saat pertama kalinya mengajarkan Nona dan gadis kecil belajar puasa. Poster berbahan spanduk, berisi target puasa, keluarga yang mendukung, dan kalimat penyemangat. Ditambah dengan foto diri anak yang sedang belajar puasa. Mereka berdua kala itu senang dan bangga dibuatkan poster
- Mengajak puasa
Belajar puasa berarti langsung praktek puasanya. Mulai dari membangunkan untuk makan sahur hingga memantau puasanya. Oh iya, jangan lupa membuat target puasa lebih dulu bersama anak. Berapa jam atau hari sanggup berpuasanya. Usahakan supaya anak diingatkan terus tentang target ini. Tapi kalau masih belum mencapai target, tetap berikan semangat kepadanya
Menu untuk sahur dan berbuka puasa, sengaja seperti biasa saja. Hanya sesekali menyediakan menu yang istimewa atau kesukaan anak yang sedang belajar berpuasa. Bisa sate, soto, atau bakso. Untuk takjil, beberapa kali membuatnya sendiri. Saya pun jadi belajar bagaimana cara membuatnya. Contohnya belajar membuat biji salak, berbahan dasar ubi. Semua dilakukan dalam kesederhanaan dan biasa saja, tidak ada yang berlebihan.
Bagaimana dengan Anda, apakah ada persiapan khusus?