Pengalaman “Disasari” oleh Gmaps

Disasari oleh gmaps

Membaca berita di media massa daring dengan judul mobil google maps kualat nyasar di jalan buntu, tanggal 12 Juni 2023 di detik.com. Membuat saya senyum-senyum sendiri, bahkan cenderung merasakan bahagia, astaghfirullah, maafkan ya. Bukan maksud menyukuri orang lagi kesusahan loh. Tapi lebih kepada, senang karena bisa berharap. Semoga dengan kejadian tersebut, tim dari google maps memperbaiki sistem dan teknologinya. Supaya ke depan, jangan sampai membuat orang kesasar seperti itu lagi. 

Heran juga sih kok bisa mobil gmaps kesasar, padahal mereka sendiri yang memiliki sistem dan juga teknologinya. Tapi bisa dimaklumi namanya juga buatan buatan manusia, pasti bisa salah, gagal, dan rusak. Tidak sempurna!

Kalau soal “disasari” oleh google maps sepertinya sudah menjadi rahasia umum. Karena google maps sudah sering mengambil korban. Banyak para pengemudi kesasar saat menggunakan teknologi navigasi milik perusahaan raksasa google. Entah kenapa teknologi Global Positioning System (GPS) yang seharusnya bermanfaat. Tapi dalam beberapa kasus, malah merugikan beberapa penggunanya. 

Saya dan keluarga pun pernah mengalami beberapa kali “disasari” oleh google maps (gmaps) 😅. Ada yang dipilihkan jalan sempit yang hanya muat 1 mobil, sampai kami diberi tatapan tidak ramah oleh para pedagang. Mungkin melintasnya kami membuat kesal pedagang itu, karena harus memindahkan dagangannya supaya mobil kami bisa lewat. Pernah juga kami di arahkan ke jalan yang sama sampai 2 kali. Yang terakhir malah lebih parah, kami sampai terlambat 2-3 jam sampai di tujuan.

Pengalaman “Disasari” oleh Gmaps

Kami pun punya pengalaman “disasari” oleh gmaps. Ceritanya di tahun 2019, kami 2 rombongan mobil berangkat menuju Wates, DIY. Terdiri dari 8 dewasa dan 7 anak-anak. Untuk menghadiri pernikahan sepupu (kondangan). Setelah keluar dari tol Cipali, di daerah Brebes. Perjalanan pun dilanjutkan dengan menggunakan gmaps. Alasannya, tentu saja sebagai penunjuk arah, supaya perjalanan kami lancar dan tidak nyasar. Sehingga sampai di tujuan dengan selamat. Sayangnya harapan kami sedikit meleset. Kami malah “disasari” oleh gmaps. Memang perjalanan kami dipilihkan rutenya yang tidak macet dan lancar. Hanya saja harus “membelah” 2 gunung. 

Selama beberapa jam kami melalui jalan yang kanan kirinya gunung. Awalnya sih kami tidak sadar, asyik saja melaluinya. Lama kelamaan bosan mulai merayapi rombongan kami. Baik yang dewasa apalagi yang anak-anak. Hari pun mulai sore, sudah hampir memasuki waktu Ashar. Mulai muncul pertanyaan-pertanyaan. Kenapa lama sekali? Kapan tiba di jalan yang ramai dengan rumah penduduk? Kapan sampainya? Juga mulai berdatangan, ingatan dari cerita-cerita yang tidak masuk akal, aneh, dan berbau mistis. Kalau ada orang yang “disasari” saat melintasi gunung. 

Tersadar, saya pun langsung mulai berdoa selama perjalanan. Memohon perlindungan dan keselamatan kepada Sang Penguasa alam semesta. Berharap segera menemukan perkampungan penduduk. Alhamdulillah, kami mulai meninggalkan gunung menuju perkampungan. Lega rasanya. Sebelum memasuki perkampungan, kami pun mendapatkan kegembiraan. Karena melewati Waduk Sempor, yang berada di wilayah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Sayang kami tidak sempat berwisata, hanya melewati saja. Mengejar waktu, supaya cepat sampai di rumah Simbok (panggilan saya ke eMbah) di Purworejo. Kami memang berencana mampir dan bermalam dulu di rumah Simbok sebelum melanjutkan ke Wates. 

Sebenarnya saya lebih suka tidak menggunakan gmaps, supaya bisa tahu jalan dan ada interaksi dengan manusia. Tidak tergantung oleh teknologi, jadi kalau ada kesasar merasa lebih baik bertanya kepada orang yang ditemui di jalan. Toh kita masih ada di Indonesia, negeri sendiri. Masih banyak yang menjunjung nilai-nilai ketimuran, seperti: ramah, mudah tersenyum, mau menolong, suka ngobrol, dan sifat baik lainnya. Lagi pula kalau menggunakan aplikasi, merasa seperti orang sombong. Yang tidak mau ketemu dan tidak butuh orang lain.

Tapi akhirnya sedikit “teracuni” juga oleh teman yang lebih senang pakai bantuan aplikasi. Bila ingin pergi ke suatu tempat yang sama sekali belum pernah, pakai aplikasi gmaps. Semoga tidak jadi ketergantungan, karena saya masih lebih senang tidak memakainya. Saat nyetir pun jadi lebih fokus melihat ke jalan, bukan sebentar-sebentar nunduk ngecek peta. 

Meminjam kalimat sahabat, “setiap perjalanan itu harus dinikmati, jangan terburu-buru seperti orang ketakutan ditagih utang.” 

Nikmati Saja Perjalanannya

Namanya juga di jalanan mencari lokasi yang dituju mau sendiri atau rombongan. Boleh jadi jalan kaki, bersepeda, motoran, atau nyetir mobil. Nikmati saja perjalanannya, masalah nyasar mah itu sudah nasib. Buktinya pakai teknologi saja masih nyasar dan “disasari” 🤭. Kesasar bukan masalah besar, selagi masih di negeri sendiri. Tinggal berhenti sebentar, tengak tengok cari seseorang yang bisa ditanya. Bila ketemu, berikan senyum lanjut bertanya dengan ramah, selanjutnya terserah anda 😅. 

Ada juga yang bilang, kan pakai gmaps atau aplikasi lainnya sebagai navigasi bisa membuat cepat perjalanan. Ah, masalah cepat atau tidak ya beda tipis lah. Tergantung kondisi jalan yang dilalui dan cara kita mengemudi. Bila jalan mulus tanpa ada kerusakan dan bebas hambatan tentu akan membantu. Cara kita mengemudi pun memberi pengaruh. Ngebut tanpa memperhatikan keselamatan, tentu saja bisa cepat sampai. Asal jangan sampai ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan. Itu konyol namanya.

Google Maps 

Mau pilih pakai gmaps boleh, tidak pakai pun asyik. Tahukah anda apa sebenarnya google maps? Kenalan dulu yuk dengan aplikasi keluaran dari Google yang satu ini. Diambil dari tautan ini, gmaps adalah layanan pemetaan web yang dikembangkan oleh Google. Layanan ini memberikan citra satelit, peta jalan, panorama 360º, kondisi lalu lintas, dan perencanaan rute untuk bepergian dengan berjalan kaki, mobil, sepeda, atau angkutan umum. Dari pengertiannya, gmaps merupakan sebuah teknologi yang amat sangat bermanfaat sekaligus berbahaya (dua sisi mata koin). Bermanfaat bila di tangan orang yang bertanggung jawab, karena membantu mempermudah mencari sebuah lokasi dan rutenya. Akan berbahaya bila berada di tangan orang yang jahat. Karena gmaps menampilkan sangat detail dari citra satelitnya setiap lokasi yang dicari. Anda bisa mencoba lihat rumah sendiri dengan cara:

  1. Buka tautan berikut https://maps.google.com di browser, hasilnya akan seperti berikut:
Web google maps
  1. Selanjutnya silakan isi alamat lengkap anda di kolom telusuri google maps, lalu tekan enter. Maka kondisi rumah anda dan situasi jalannya akan terlihat jelas, bahkan bila ada orang, hewan, atau kendaraan yang kebetulan melintas saat ada pegawai google yang lewat pun akan terekam
Mencari alamat di google maps

Kita pun bisa berpartisipasi untuk memperkaya google maps, caranya sebagai kontributor yang disebut dengan local guide. Sebagai local guide anda bisa menulis ulasan, berbagi foto dan video, menjawab pertanyaan, menambahkan atau mengedit tempat/lokasi/jalan, dan memeriksa fakta di google maps. Local guide juga ada peringkatnya loh, dimulai dari level 1 sampai dengan level 10. Untuk mencapai level tertentu, harus menyelesaikan target tantangan yang diberikan. Bila tertarik anda bisa membaca postingan saya berikutnya tentang local guide nanti ya. Ditunggu pembaruan postingannya ya 😁.

Terima kasih telah membaca postingan ini, semoga bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk meninggalkan komentar dan bantu share ya, terima kasih 😊.  |  -Titi Bdy-

15 Responses

  1. hahaha, aku pun pernah kak di daerah lippo karawaci sampe muter 3 kali akhirnya nyerah dan tanya orang ternyata jalannya memang sudah ditutup tak bisa lagi dilewati tapi sm mbah google belum diperbaiki lagi maps-nya

  2. Saya juga pernah nih ngalamin disasari google maps masuk ke jalan buntu yang ujungnya kolam ikan wkwk. Jadinya kami harus memutar mobil denfan susah payah.
    Untung waktu itu sepi pas ga ada orang. Dan saya juga pernah beberapa kali ditunjukin rute gps motor, masuk area perkampunhan yg seukuran satu mobil dan papasan sama orang telanjang dada haha.

  3. Selama pindah ke Cikarang, keluargaku sudah beberapa kali disasarkan oleh gmaps juga Kak. Apalagi kalau sudah ngetoll, harus spare uang lagi kan untuk keluar masuk tol karena salah jalan. Ada saran dari teman untuk pakai suara di gmaps supaya nggak nyasar, tapi ada yang menyarankan menggunakan Waze. Sekarang kalau pakai mobil harus mengkombinasikan teknologi dan penduduk sekitar deh supaya nggak nyasar kejauhan.

  4. Aku juga pernah mengalami hal kayak gini hehehe. Malah pas lagi tugas kontrol kerjaan ke Jabodetabek dari Bandung, aku sengaja pakai sepeda motor biar gampang dan gak kejebak macet. Tapi malah sempet di daerah Depok rute jalan jadi nyasar gara-gara ngikutin maps, bahkan sampe 2 kali bolak-balik

  5. Aku juga pernah mengalami hal kayak gini hehehe. Malah pas lagi tugas kontrol kerjaan ke Jabodetabek dari Bandung, aku sengaja pakai sepeda motor biar gampang dan gak kejebak macet. Tapi malah sempet di daerah Depok rute jalan jadi nyasar gara-gara ngikutin maps, bahkan sampe 2 kali bolak-balik.

  6. Teknologi seperti Google Maps itu diciptakan untuk orang-orang introvert dan kondisi-kondisi di mana kita susah bertanya pada orang lain 😀

    Dua-duanya berpotensi bikin nyasar kok, mbak. Saya pernah 2 jam muter-muter di Bandung pas tahun 2008 demi mencari Jalan Sukawangi. Banyak orang yang sebenernya nggak tahu tapi memberikan arahan dengan bergaya tahu. Lalu, tidak semua orang tahu tempat yang kita tuju, tidak semua orang suka beramahtamah, dan tidak semua orang itu baik 🙂 Setidaknya, “mesin” memberikan kita jaminan bahwa ia akan bersikap sama pada semua orang.

    Kalau aku, memadukan keduanya. Dari titik start cek Google Maps dulu biar langsung tahu arahnya ke mana, lewat mana. Tiba di sekitar lokasi kalau masih kesusahan, aku akan tanya warga sekitar.

  7. Oh baru tau banget manfaat menjadi local guide untuk google, agar si google maps tidak ngaco lagi kalau kasih navigasi. Akutu pernah pas pulkam mengandalkan navigasi gmaps ini. Dan antara HPku dan HP suami, beda.
    Jadi yang diikutin adalah yang jarak tempuhnya paling singkat.
    **meski juga ga menjamin dilewatin tempat yang nyaman siih yaa..

  8. Saya juga pernah nih ngalamin disasarin gmaps, pas di Makassar pernah nyasar ke kolam ikan punya warga dong. Untung masih bisa balik kanan.

    Trus pas di Surabaya sempet juga nyasar ke area perkampungan padat yang cuma muat satu mobil, trus papasan sama bapak2 yang telanjang dada, kok inget terus sampe sekarang ya haha.

    N kalo di Bandung, kadang driver grab/gocar yang mau ke rumah saya suka ditunjukin ke jalan kecil yang ujungnya buntu gitu. Kadang bikin rempong juga harus mandu si driver.

    Berdasarkan beberapa pengalaman tersebut, saya menyimpulkan kalo istilah malu bertanya sesat di jalan masih berlaku so kita ga boleh mengandalkan gmaps seratus persen.

  9. Aku pun pernah disasari Google Maps mbak ketika kami sekeluarga mau suwun ke rumah mbak asisten rumah tangga di Subang. Harusnya masuk tol eh ini malah disuruh lewat jalan biasa. Walhasil waktu tempuh yang harusnya cuma 4 jam (kalau masuk tol) jadi molor sampai 7 jam (karena pakai singgah istirahat makan dll).

    Tapi waktu itu sih kami menanggapinya asyik aja, anggap aja lagi jalan-jalan rekreasi sambil lihat-lihat daerah sekitar.

  10. aku juga pernah disasarin gmaps, mana udah tengah malam. disasarin sepertinya ke perkampungan desa yang banyak kandang sapinya. karena udah malam banget jadi nggak begitu terlihat sapi sapi itu, tapi suaranya ada di sepanjang perjalanan kesasar

  11. Baca ini aku jadi teringat pernah disasarin google juga. Waktu itu dari Cilacap mau ke Kuningan diarahin lewat Majenang, yang ternyata jalanannya kaya hutan yang kanan kirinya pohon-pohon besar dan nggak ada rumah sama sekali. Kendaraan yang lewat juga cuma jarang, bener-bener takut. Mana pas lewat situ malem-malem pula

  12. Pas banget lagi penasaran sama apa yang disebut local guide, nih, Kak. Btw saya termasuk orang yang agak bingung baca google maps. Agak lama klak-klik sampai akhirnya nemu yang saya cari di sana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Catcilku

Hai selamat datang di blog catcilku. Blog ini adalah catatan kecilku untuk saling berbagi macam-macam cerita dan cita. Semoga bermanfaat.

-Titi Bdy-

Yang Menarik
Baca Juga yang Ini
Komunitas
Site Map

Copyright ©dinti 2022 | All Rights Reserved