Kebiasaan Buruk Penyebab Gangguan Mata

Membaca dalam gelap

Coba perhatikan sekeliling, pernahkah anda perhatikan kalau selama pandemi. Banyak anak-anak yang menggunakan kacamata? Sejauh pengamatan saya pribadi selama 1 tahun pembelajaran secara daring. Menemukan ada penambahan anak-anak yang baru menggunakan kacamata. Belum lagi, keluhan dari orang tua tentang mata anaknya. Mulai dari keanehan saat membaca atau menulis, seperti mengalami gangguan saat harus membaca dari jarak jauh. Hingga saat melihat ponsel untuk belajar daring pun harus memiringkan kepala. Bahkan mata memerah dan harus disipitkan saat melihat.

Kalau menurut pendapat saya pribadi, ini disebabkan karena seringnya melakukan kebiasaan buruk penyebab gangguan mata. Terutama tidak ada kontrol penggunaan gawai, anak menatap layar gawai terlalu lama dan tidak sesuai usia. Terlebih di saat proses belajar mengajar dari rumah. Setiap hari sekolah selama 7-8 jam secara daring. Mengharuskan anak-anak menggunakan gawai. Menyebabkan mereka terpapar oleh cahaya menyilaukan yang keluar dari ponsel. Tidak hanya untuk sekolah saja, anak-anak pun menggunakannya ketika mencari hiburan. Sebagai cara mengatasi kejenuhan. Karena satu tahun lebih, melakukan kegiatan yang terbatas di dalam rumah. Pada akhirnya, total penggunaan ponsel bisa lebih di atas 15 jam sehari. Bila di rumah, memang dibebaskan dan tidak ada kontrol orang tua. 

Sangat melebihi batas aman yang diperbolehkan bagi anak menatap layar. Akibatnya, gejala gangguan serta kerusakan pada mata lebih cepat terjadi. Membuat pemakai kacamata pada anak-anak bertambah banyak. Baik yang sudah terdeteksi maupun yang belum. 

Kalau orang tua menemukan anaknya mengalami gejala gangguan pada matanya. Tentu harus segera dicarikan solusinya, supaya tidak semakin parah kerusakannya. Sebisa mungkin diusahakan jangan sampai menggunakan kacamata. Penggunaan ramuan tradisional dapat dicoba. Seperti memperbanyak minum jus wortel dan tomat. Selain itu harus segera dicari penyebab utamanya. Ada 3 kebiasaan buruk penyebab gangguan mata, yang sering dilakukan. Tanpa disadari bahkan diabaikan oleh orang tuanya. 

Membaca sambil tiduran 

Kebiasaan satu ini memang paling banyak ditemui. Membaca dengan santai untuk hiburan dan istirahat sejenak. Paling enak sambil duduk bersandar. Namun tanpa disadari lama kelamaan semakin menikmati bacaan. Posisi duduk pun akhirnya berubah menjadi rebahan. Bahkan akhirnya sampai tertidur 😅. 

Membaca dengan pencahayaan kurang

Terkadang sebelum tidur, ada saja yang menyempatkan untuk membaca. Karena sudah berada di atas pembaringan dan siap tidur. Biasanya sengaja lampu kamar diredupkan sesuai untuk suasana tidur. Jarang sekali menyiapkan lampu kecil khusus untuk membaca, yang dapat diselipkan di buku.

Menatap layar gawai terlalu lama dan tidak sesuai usia

Miris kalau melihat orang tua sekarang lebih senang anaknya diam karena menatap layar gawai. Alasannya supaya bisa melakukan hal lainnya, seperti bekerja, masak dan beberes rumah. Padahal secara usia seharusnya belum boleh menatap layar gawai untuk menonton. Pencahayaan layar gawai pun sering diabaikan. Padahal terangnya cahaya yang tidak diatur dapat membuat mata merasakan silau dan sakit. Khusus kebiasaan buruk ini, sangat meningkat di masa pembelajaran dari rumah. Orang tua lupa untuk membatasi penggunaan gawai dan tidak mengatur pencahayaan yang keluar dari gawai. 

Kalau saja kebiasaan buruk yang sudah disebut di atas dihindari tentu saja gangguan di mata tidak perlu terjadi. Penggunaan kacamata pun tidak diperlukan. Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur terjadi. Mata terlanjur mulai mengalami gangguan atau kerusakan. Baik dengan gejala maupun tanpa gejala. Kalau sudah begitu pastinya akan membutuhkan kacamata.

Kacamata adalah sebuah alat bantu untuk melihat. Bagi orang yang mengalami kerusakan pada matanya, yang biasa disebut rabun. Ada rabun jauh atau rabun dekat, tergantung usianya. Masih muda seringnya rabun jauh (tidak dapat melihat tulisan dari jarak yang jauh. Bagi yang sudah berumur biasanya memiliki gangguan rabun dekat (tidak bisa melihat dari jarak dekat). Tapi ada juga orang yang berusia masih muda (di bawah 40 tahun) menderita rabun dekat. Kata dokter mata, kasus seperti ini termasuk cacat. 

Bagi orang yang matanya sudah mengalami gangguan, tapi tidak memakai kacamata. Tentu saja kegiatannya akan terganggu. Tidak dapat mengenali wajah orang lain dan tidak bisa membaca tulisan. Jadi kacamata sangat penting baginya, sama pentingnya seperti menggunakan pakaian. 

Sayangnya membeli kacamata tidak semudah seperti membeli pakaian. Tinggal beli lalu dipakai. Membeli kacamata harus benar-benar sesuai dengan ukurannya. Jadi sebelum memutuskan untuk menggunakan kacamata. Sebaiknya periksa terlebih dulu ke dokter mata. Setelah dipastikan memang butuh kacamata, barulah pergi ke optik terdekat. Jangan pernah membeli kacamata secara asal. Kalau tidak pas ukurannya, akan menyebabkan ketidaknyamanan saat memakainya. Beberapa keluhan yang sering timbul pada pemakai kacamata adalah sakit kepala/pusing, silau, pegal di bagian hidung, dan sebagainya. Menghindari hal tersebut, anda bisa membaca tips membeli kacamata

Sumber gambar: freepik dengan modifikasi sendiri

Terima kasih telah membaca postingan ini, semoga bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk meninggalkan komentar dan bantu share ya, terima kasih 😊.  |  -Titi Bdy-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Catcilku

Hai selamat datang di blog catcilku. Blog ini adalah catatan kecilku untuk saling berbagi macam-macam cerita dan cita. Semoga bermanfaat.

-Titi Bdy-

Yang Menarik
Baca Juga yang Ini
Komunitas
Site Map

Copyright ©dinti 2022 | All Rights Reserved