Kalau ada yang tanya kapan terakhir kali olahraga? pasti saya jawab pekan lalu. Tapi jangan dibayangkan kalau olahraga yang saya lakukan adalah olahraga berat. Eits sebentar, mau meluruskan dulu nih. Yang menjadi olahraga berat versi saya, semisal: lari dan senam aerobik. Karena kedua olahraga tersebut sama sekali tidak sanggup saya lakukan. Bisa-bisa pingsan duluan 😁. Lari jelas, nafas tidak kuat. Kalau aerobik, saya tidak sanggup mengikuti gerakannya, yang super duper cepat sekali. Makanya daripada menghindari dan tidak pernah olahraga sama sekali, saya pilih saja jenis olahraga yang pas di hati dan tenaga. Pas di hati berarti, tanpa merasa terpaksa dan dengan suka cita melakukannya. Pas di tenaga berarti, olahraganya tidak terlalu menguras tenaga.
Pilihannya jatuh pada bersepeda. Yup, jenis olahraga yang menggunakan alat berupa sepeda roda dua. Model sepeda silakan disesuaikan dengan gaya yang diinginkan dan dana yang dimiliki untuk membelinya. Menyesuaikan dengan umur, saya memilih sepeda mini yang sudah dibeli sejak 2011. Alhamdulillah masih awet dan bagus, walau sudah berumur 10 tahun di tahun 2021 ini. Tidak akan dijual sepedanya, karena ada memori di dalamnya yang tidak mungkin dipisahkan dari hidup. Kapan-kapan lah saya bercerita tentang memori di balik sepeda mini merek Polygon tipe Sierra.
Kebiasaan bersepeda sudah dilakukan sejak kecil, tepatnya kelas 3 SD sudah menjadi kegemaran. Mungkin agak terlambat ya untuk sebagian orang, menguasai kemampuan bersepeda di usia sekitar 8-9 tahun. Alasannya karena saya tidak pernah dibelikan sepeda oleh Ibu saat kecil. Bisa nyetir sepeda pun karena nekat belajar sendiri, pinjam kepunyaan tetangga sebelah rumah. Semoga keluarga mereka diberkahi dengan kebaikannya dulu meminjamkan sepeda. Saking senangnya bersepeda (atau malas ya 😬) jarak dekat hanya 200 meter pun saya bersepeda. Contohnya ke warung saat diminta Ibu membeli sesuatu. Ini setelah memiliki sepeda sendiri, yaitu saat duduk di bangku SMA barulah saya dibelikan sepeda. Itupun karena tidak sengaja membelikan, didasari untuk menolong tetangga. Di mana, ada yang minta tolong ke Ibu untuk membeli sepedanya.
4 Manfaat Bersepeda
Pilihan saya untuk berolahraga sepeda ternyata tidak salah. Karena olahraga ini digemari banyak orang dari muda hingga tua. Alasannya selain murah (tidak murah juga ding, karena ada yang berharga ratusan juta per unitnya), keahlian bersepeda ini sangatlah mudah dipelajari. Bahkan oleh anak berumur 3 tahun. Bersepeda, layaknya olahraga lainnya sangat bermanfaat bagi tubuh. Membantu sekali bagi orang seperti saya, yang tidak ingin susah dan repot dalam berolahraga. Namun tetap ingin memiliki badan yang bugar, berikut ini beberapa manfaat bersepeda yang bisa dirasakan untuk tubuh:
- Menjaga Berat Badan
Bermanfaat nih buat anda yang saat ini sedang melaksanakan program diet. Dengan olahraga yang bisa dilakukan dengan santai, yaitu bersepeda. Bersepeda termasuk salah satu jenis olahraga kardio. Maksudnya olahraga yang dapat meningkatkan detak jantung yang tersusun dari otot-otot. Otot jantung yang kuat dapat mempermudah pembuluh darah mengalirkan darah. Sehingga oksigen yang dialirkan ke dalam sel-sel otot lebih banyak. Yang memungkinkan sel untuk membakar lemak lebih banyak. Gimana, tertarik untuk bersepeda?
- Meningkatkan kekuatan Otot, Sendi, dan Tulang
Lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku adalah beberapa sendi yang ikut bergerak saat bersepeda. Dengan sering bersepeda maka sendi dan otot tersebut dapat menjadi lebih terlatih dan kuat. Bersepeda juga sebagai latihan ringan bagi lansia yang sering bermasalah dengan tulang
- Menumbuhkan jalinan pertemanan
Tidak terhitung banyaknya komunitas bersepeda, salah satunya adalah komunitas sepeda ontel. Yang beberapa tahun belakangan menjadi marak setelah sepeda ontel mulai dipopulerkan lagi. Ikut dalam komunitas maka akan menumbuhkan jalinan pertemanan dari orang-orang yang memiliki hobi yang sama. Walaupun tidak bergabung dalam sebuah komunitas sepeda. Kita tetap bisa menjalin pertemanan dari aktivitas bersepeda. Serius. Anda bisa mulai dengan bersepeda ke arah Monas lalu ke arah jalan Thamrin sampai dengan Bundaran Hotel Indonesia. Akan ada banyak orang yang bisa ditemui sesama pesepeda. Lalu bisa mulai menjalin pertemanan
- Meningkatkan kemampuan seks
Ah, ini mungkin salah satu manfaat bersepeda yang anda nantikan. Menurut ahli urologi, dengan bersepeda akan meningkatkan kemampuan seks seseorang. Mengingat semua otot yang dipergunakan saat bersepeda, juga otot yang sama dipergunakan saat melakukan hubungan seks
Sebagai tambahan, bersepeda juga menjadi sumber ide kegiatan yang bisa digunakan untuk mengisi liburan sekolah.
Walau tidak pernah dibelikan sepeda, saat kecil. Tapi keinginan saya untuk dapat mengendarai sepeda sendiri sangat kuat. Kalau diingat lagi, proses belajarnya pun lumayan unik. Saking kepinginnya bisa mengendarai sepeda sendiri. Sepeda yang suka dipakai om di rumah, sering saya tuntun-tuntun. Di rumah memang ada sepeda ontel yang Ibu belikan untuk Om pergi ke sekolah. Tahu dong, kalau sepeda ontel itu bukan untuk anak seusia sekolah TK jelang SD. Karena sepeda ontelnya memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan badan anaknya.
Pengalaman Belajar Sepeda
Mengingat pengalaman belajar sepeda, tanpa disadari dari kebiasaan menuntun-nuntun sepeda. Sepertinya dimulai kelas 1 SD, kalau tidak salah mengingat. Yup, di lapangan dan di jalanan sepeda ontel yang lebih besar dan tinggi itu saya tuntun. Tentu saja tanpa ketahuan oleh Ibu, biar tidak dilarang. Kebayangkan, kekhawatiran orangtua yang anak kecilnya menuntun ontel. Menuntun sepeda dilakukan tidak hanya di rumah. Setiap ada sepeda yang nganggur, pasti langsung mupeng bawaannya. Saya ingat pernah menuntun-nuntun sepeda entah milik siapa, yang tergeletak di halaman. Saat berkunjung ke rumah Bude yang tinggal di Kampung Melayu 😅. Anda bisa membaca cerita pengalaman saya belajar mengendarai sepeda di postingan 5 cara termudah belajar mengendarai sepeda.
Sampai sekarang tidak paham, kenapa Ibu memilih membelikan sepeda ontel kepada adiknya. Apakah saat itu–di tahun 80 an–belum keluar model sepeda lain atau karena yang Ibu tahu hanya ontel. Seperti miliknya di desa (Jawa Tengah). Atau kala itu di Jakarta masih banyak sepeda ontel digunakan di Jakarta. Tapi seingat saya, sudah mulai keluar model sepeda lainnya seperti sepeda gunung dan yang paling terkenal adalah sepeda BMX.
Dari jatuh bangun saat belajar mengemudikan sepeda, apakah itu jatuh atau kecebur got. Sampai saat ini saya tidak ingat apakah pernah dimarahi ibu. Tapi sepertinya sih, pasti dimarahi deh. Karena sudah sering dilarang, tapi masih saja bandel belajarnya menggunakan sepeda milik tetangga. Saya tidak pernah tahu apakah ada ganti rugi yang harus ibu berikan. Kepada tetangga yang sepedanya saya pinjam dan pakai. Pun tidak pernah melihat apakah sepedanya mengalami kerusakan atau tidak. Yang jelas, biarpun sudah beberapa kali “kecelakaan” dengan sepedanya. Tetap saja kalau meminjam lagi selalu diberi dan dipinjamkan. Hubungan antar dua keluarga sebagai tetangga juga tetap baik, tidak pernah berantem dan bertengkar. Sampai akhirnya harus berpisah, karena mereka pindah rumah ke Lampung. Terima kasih ya Bude dan Pakde sudah mengizinkan saya pakai sepedanya.
Info:
Tulisan 4 manfaat bersepeda ini, sebenarnya mulai ditulis pada tanggal 9 Februari 2020. Terlihat dari arsip yang saya simpan di docs. Pastinya sudah pernah tayang di blog catcilku ini entah tanggal berapa. Dengan alasan daripada dibuang tanpa berbekas sekakligus untuk menambah tulisan dan postingan di catcilku. Saya putuskan untuk mengunggahnya kembali di tanggal yang berbeda. Tentu dengan ada penambahan dan perbaikan di sana sini 😉.